Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, HOKKAIDO - Otoritas penerbangan Jepang telah membatalkan semua jadwal penerbangan di Bandara New Chitose pada hari ini.
Kementerian transportasi negara itu mengatakan bahwa runtuhnya sebagian langit-langit dan bocornya pipa air di bandara menyebabkan penutupan pada area terminal.
Baca: Kehidupan Pribadi Kerap Diusik Hingga Didatangi saat Syuting, Asmirandah Hadapi dengan Elegan
Para pekerja pun kini tengah memeriksa landasan pacu pesawat untuk memeriksa apakah ada kerusakan.
Dikutip dari laman NHK World, Kamis (6/9/2018), selain jadwal penerbangan yang dibatalkan, layanan kereta cepat Shinkansen mengalami hak serupa untuk sementara waktu.
Termasuk jadwal keberangkatan kereta lokal yang juga dihentikan.
Gempa besar di Hokkaido itu turut merusak banyak jalan raya, meninggalkan lubang besar menganga yang membuat kendaraan tidak mungkin untuk melintas.
Jalur untuk angkutan umum lumpuh seketika pasca guncangan gempa 6,7 skala richter.
Banyak area dan layanan yang ditutup serta banyak pula sekolah yang diliburkan.
Kondisi darurat itulah yang memaksa warga setempat mencoba menimbun persediaan darurat untuk mengantisipasi semakin sulitnya mengakses logistik jika gempa susulan terjadi dan memperparah kondisi tempat tinggal mereka.
Pasokan air juga tidak luput dari dampak gempa, sehingga warga kini kesulitan mendapatkan air.
Sedangkan rumah sakit di pulau itu, saat ini hanya menggunakan daya cadangan darurat.
Para pejabat setempat mengatakan bahwa 6 dari 12 rumah sakit tidak dapat melakukan perawatan darurat jika sewaktu-waktu ada korban yang dibawa ke sana.
Sementara itu perusahaan listrik Hokkaido menyatakan bahwa akan ada pemulihan kekuatan pada beberapa daerah yang terdampak.
Namun tentunya membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa sepenuhnya memulihkan listrik pada hampir 3 juta bangunan di pulau itu.
Menanggapi bencana gempa yang melanda Hokkaido, Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Hiroshige Seko mengatakan, "Ini akan memakan waktu lebih dari seminggu untuk sepenuhnya memulihkan pasokan listrik di Hokkaido,".
Utilitas listrik menjelaskan pekerjanya menemukan retakan pada pipa yang mengarah ke turbin di satu pembangkit listrik termal.
Kendati demikian, tidak ada masalah terkait keamanan pada pembangkit listrik tenaga nuklir Tomari.