Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, HOKKAIDO - Pemerintah Jepang mengimbau warga dan para pelaku bisnis di prefektur Utara Hokkaido yang baru saja terkena gempa, untuk memenuhi target penghematan energi sebanyak 20 persen.
Menteri Perindustrian Jepang Hiroshige Seko menyampaikan hal tersebut kepada Wartawan pada hari Minggu kemarin.
Baca: Tanggapi Pernyataan Ratna Sarumpaet, Jubir PSI Dedek Prayudi: Semoga Lekas Pulih Bu Aktivis
Baca: Kecelakaan Lalu Lintas di Denpasar, Seorang Korbannya Meninggal Dunia
Ia mengatakan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan setiap opsi yang memungkinkan pencegahan terhadap meningkatnya pemadaman listrik saat perusahaan dan pelaku bisnis melanjutkan rutinitas mereka pada hari Senin waktu setempat.
Dikutip dari laman NHK World, Senin (10/9/2018), gempa kuat yang menghantam Hokkaido pada Kamis lalu, memberikan dampak pada matinya pembangkit listrik lokal dan membuat gelap seluruh prefektur.
Bahkan padamnya listrik itu juga berdampak pada hampir 3 juta rumah tangga.
Saat ini pemulihan listrik memang telah dilakukan di sebagian besar prefektur, namun pembangkit listrik termal terbesar di prefektur tersebut masih dalam kondisi perbaikan pasca diguncang gempa 6,7 skala richter itu.
Seko menjelaskan pada hari Minggu kemarin, prefektur di Hokkaido telah menghemat 9,9 persen aliran listrik.
Ia juga telah meminta masyarakat setempat untuk melakukan yang terbaik agar bisa memenuhi kuota penghematan energi sebesar 20 persen.
Penghematan itu diminta dilakukan pada Senin ini, mulai pukul 08.30 hingga 20.30 waktu setempat.
Ia mengaku pihaknya telah meminta produsen, supermarket, toko serba ada (toserba) dan fasilitas hiburan di prefektur tersebut untuk bekerjasama melalui cara pemadaman lampu jika memang tidak terlalu dibutuhkan.
Menurutnya, saat ini pihaknya tidak memiliki rencana untuk melakukan pemadaman bergilir.
Seko mengatakan dirinya menginstruksikan Perusahaan Listrik Hokkaido untuk menyerahkan perkiraan detail terkait kelanjutan operasi di pembangkit listrik tenaga panas Tomato-Atsuma.
Kementerian yang dipimpinnya, kata dia, berencana untuk memutuskan durasi periode penghematan listrik, setelah memastikan terlebih dahulu terkait berapa banyak waktu yang diperlukan untuk melakukan perbaikan.