Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kepala Sekretaris Kabinet Jepang mengatakan jumlah korban tewas akibat gempa kuat yang terjadi di Pulau Hokkaido pada Kamis lalu, telah meningkat menjadi 42 orang.
Sedangkan lebih dari 650 orang lainnya mengalami luka-luka.
Dikutip dari laman NHK Wolrd, Senin (10/9/2018), gempa berkekuatan 6,7 skala richter itu mengguncang Hokkaido pada Kamis pagi, pusat gempa berada di dekat kota Atsuma.
Baca: Komentar Positif Pengendara Mobil terhadap Aturan Perluasan Ganjil Genap
Kota tersebut diketahui menjadi lokasi yang memiliki jumlah korban jiwa tertinggi karena gempa berdampak pada terjadinya longsor secara besar-besaran di Atsuma dan banyak menimbun warga.
Sementara itu Perdana Menteri Shinzo Abe sebelumnya telah mengunjungi kota tersebut pada Minggu pagi waktu setempat, untuk menyampaikan rasa belasungkawanya.
Ia diberitahu oleh para pejabat setempat terkait seberapa parah kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa dahsyat itu.
Sebelum ke Atsuma, Abe terlebih dahulu mengunjungi kota terbesar di Hokkaido, Sapporo.
Ia meninjau kawasan Kiyota, dimana basahnya tanah menyebabkan rumah-rumah di sana mengalami kemiringan dan banyak jalan mengalami retakan hingga patahan.
Kepolisian Hokkaido mengatakan bahwa pada Minggu malam, ada sekitar 2.600 orang yang mengungsi di tempat penampungan sementara.
Setidaknya 70 bangunan hancur akibat gempa tersebut.
Transportasi umum secara bertahap mulai beroperasi, beberapa kereta express antar kota pun mulai beroperasi sejak Minggu pagi.
Distribusi barang diperkirakan akan meningkat karena layanan kereta barang juga dilanjutkan pada hari yang sama.
Kendati beberapa sektor mulai pulih, para penduduk Hokkaido mungkin harus lebih sabar menghadapi pasokan listrik yang belum stabil.
Hal itu karena Perusahaan Listrik Hokkaido terpaksa menghentikan pembangkit listrik tenaga panas terbesar di prefektur itu setelah gempa terjadi, dan akan memulai kembali dengan perkiraan waktu perbaikan selama sepekan ke depan.
Badan Sumber Daya Alam dan Energi juga meminta tiap rumah tangga dan perusahaan di Hokkaido untuk menghemat daya, melalui cara mematikan lampu dan mencabut alat-alat rumah tangga jika tidak diperlukan.