TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Eksekusi mati dilakukan terhadap terpidana kasus penikaman yang menewaskan sembilan pelajar dan melukai 11 lainnya di sebuah sekolah di Cina pada April lalu, Kamis (27/9/2018).
Zhao Zewei dijatuhi hukuman mati pada Juli lalu setelah dinyatakan bersalah dalam kasus penikaman di dekat sebuah sekolah menengah di Mizhi, provinsi Shaanxi pada 27 April lalu.
Baca: Tak Mau Ditinggalkan Suami, Seorang Wanita Berpura-pura Hamil dan Karang Cerita Bayinya Diculik
Setelah mendapatkan persetujuan dari mahkamah agung Cina, eksekusi hukuman mati digelar di Mizhi.
Demikian pernyataan pengadilan kota Yulin.
Zhao mengatakan, dia menyerang bekas sekolahnya itu untuk melampiaskan rasa frustrasi dan kemarahan terkait nasib buruknya.
Dia juga mengatakan selalu menjadi korban bullying selama menjadi murid di sekolah tersebut.
Baca: Empat Mobil Terlibat Tabrakan Beruntun di Depok, Pemicunya Helm Pengemudi Ojek Online Terjatuh
Namun, pengadilan menilai motif Zhao melakukan pembunuhan itu amat "menjijikkan" dan cara dia melakukan aksinya juga sangat sadis.
Sehingga, mahkamah agung memperkuat keputusan pengadilan dan mengizinkan eksekusi hukuman mati dilaksanakan.
Sebenarnya, aksi kriminal berdarah di Cina amat jarang terjadi jika dibandingkan negara lain di dunia.
Baca: Oknum Pengacara dan Satpol PP di Pekanbaru Kepergok Sedang Pesta Sabu di Kamar Hotel
Sebab, pemerintah mengendalikan kepemilikan senjata dan pengamanan amat ketat di berbagai kota.
Namun, dalam beberapa tahun terakhir muncul serangkaian serangan dengan menggunakan pisau atau kapak, termasuk yang terjadi tahun ini di Beijing.
Pemerintah Cina tidak pernah merilis data jumlah terpidana mati yang dieksekusi setiap tahun.
Namun, sejumlah organisasi HAM memperkirakan Cina menjadi negara yang paling banyak melakukan hukuman mati setiap tahun dibanding gabungan seluruh negara di dunia.
Penulis : Ervan Hardoko
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Pelaku Penikaman 9 Pelajar di China Jalani Eksekusi Hukuman Mati