Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pelari nasional Jepang, pembawa obor Olimpiade 1964 di Tokyo, Yoshinori Sakai dikerumuni para atlet asing saat membawakan obor olimpiade.
Peristiwa ini menjadi pertanyaan banyak orang dan baru sekarang terjawab alasan para atlet asing mengerumuni Sakai.
"Kita sangat ingin tahu sekali seperti apa tokoh pembawa obor Olimpiade yang lahirnya satu setengah jam setelah jatuhnya bom atom di Hiroshima 6 Agustus 1945 itu," kata Maria Formeiro (73), atlet lari Argentina kepada NHK, Rabu (10/10/2018).
Atlet Male Hose (74) menyampaikan hal serupa kepada NHK.
"Kita benar-benar sangat trenyuh simpati sekali melihatnya. Ingin tahu sekali orangnya seperti apa yang lahir di tengah jatuhnya bom atom di Hiroshima. Jadi momen tersebut jelas tak dapat kita lupakan semua," ungkap pemain sepakbola Argentina Hose tersebut.
Ternyata itulah jawabannya setelah 54 tahun yang selama ini menjadi tanda tanya banyak orang Jepang mengapa atlet asing mengerumuni pembawa obor Sakai tersebut sebelum menaiki tangga ke kanan menuju kaldrom api Olimpiade.
Sakai adalah warga Jepang yang lahir di Hiroshima, tepat satu setengah jam setelah bom atom pesawat terbang Amerika Serikat jatuh di Kota Hiroshima.
Deretan atlet Jepang jauh dari lokasi Sakai menuju kaldron api Olimpiade.
Baca: Cerita Relawan Evakuasi Korban di Palu, Bermodal Helm Sepeda hingga Ikut Merasakan Gempa
Sedangkan barisan tim Argentina yang paling dekat dengan posisi menaiki tangga kaldron tersebut.
Sakai sendiri waktu masih hidup mengakui dia sangat takut dan bingung mengapa para atlet asing mendekatinya saat itu.
Sakai terpilih untuk perannya membawa api obor guna melambangkan rekonstruksi pascaperang Jepang dan perdamaian.
Pada saat itu Sakai adalah anggota klub lari Waseda University.
Pemain berusia sembilan belas tahun itu dilatih dalam tugas seremonial oleh Teruji Kogake, pemegang rekor dunia lompat ganda yang menjadi pelatih.
Dia tidak pernah benar-benar berkompetisi di Olimpiade.
Setelah pertandingan Olimpiade, ia memenangkan medali emas di estafet 4 × 400 m dan perak di 400 m di Asian Games 1966.
Sakai bergabung dengan Fuji Television pada tahun 1968 sebagai seorang jurnalis dan bekerja terutama di bidang berita dan olahraga.
Akibat pendarahan otaknya, Sakai meninggal di Tokyo pada tanggal 10 September 2014.