Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BAHRAIN - Sekutu Arab Saudi, Bahrain mendukung pemboikotan terhadap aplikasi layanan transportasi Uber lantaran menarik diri dari agenda Konferensi Bisnis di Riyadh.
Seperti yang disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Bahrain Khalid bin Ahmed Al Khalifa yang telah menyuarakan dukungannya untuk memboikot aplikasi tersebut.
Baca: Keluarga Khashoggi Tuntut Dilakukannya Penyelidikan Internasional
Diketahui bahwa perusahaan layanan transportasi berbasis aplikasi itu juga tengah menyoroti kasus menghilangnya Jurnalis senior Arab Saudi, Jamal Khashoggi.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Kamis (18/10/2018), CEO Uber Dara Khosrowshahi sebelumnya menyatakan dirinya tidak akan menghadiri konferensi bisnis yang digelar Kerajaan Arab Saudi.
Hal tersebut karena diduga bahwa negara teluk itu memiliki keterlibatan atas kasus Khashoggi.
Terkait pemboikotan yang dilakukan Bahrain, Al Khalifa menuliskan cuitan dalam akun Twitter pribadinya.
Baca: Iwan Fals Kembali Buat Polling Pilpres 2019, Hasilnya Berbanding Terbalik dengan Bulan Lalu
Ia menyerukan boikot harus dilakukan terhadap Uber yang beroperasi di Bahrain dan Arab Saudi, menyusul penarikan diri dari Uber yang memicu pro dan kontra.
Pemboikotan juga dilakukan oleh seorang pengusaha Emirat terkemuka, Khalaf Ahmad Al-Habtoor yang menyerukan boikot terhadap Virgin setelah CEO perusahaan itu, Richard Branson membatalkan kehadirannya dalam konferensi tersebut.
Dalam akun Twitter pribadinya, ia juga menyampaikan hal itu.
Baca: Sahabat Khashoggi Yakin Jurnalis Kritis Itu Tewas dengan Cara yang Kejam
"Sekarang saatnya bagi GCC (Gulf Cooperation Council) untuk membuktikan kesetiaan mereka dengan cara memboikot Virgin dan Uber serta semua perusahaan yang menarik diri dari konferensi itu," kata Al-Habtoor.
"Mari bersama-sama kita buktikan persatuan dan kita buktikan bahwa kita tidak bisa diganggu."