Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Kereta api baru Shinkansen N700S dari JR Tokai yang akan beroperasi tahun 2020 akan menggunakan sistim terbaru dan pertama di dunia yaitu menggunakan batere Lithium-Ion yang akan mampu otomatis menggerakkan Shinkansen meskipun listrik mati mendadak saat bencana alam.
"Ini adalah teknologi pertama di dunia diterapkan pada kereta api peluru yang otomatis bisa switch ke batere bila listrik mati mendadak saat perjalanan, mungkin listrik mati karena adanya bencana alam gempa bumi, misalnya," papar sumber Tribunnews.com Rabu ini (24/10/2018).
Baca: Persib Bandung Gagal Total Rebut Puncak Klasemen, PSM Makassar Makin Menjauh
Sementara Masayuki Ueno Deputy General Manager JR Tokai juga berharap kereta api terbaru ini akan terus bisa dikembangkan teknologinya di tahun-tahun mendatang.
"Meskipun rencana diluncurkan tahun 2020, pengembangan teknologi tetap dilakukan terus menerus dan semoga penggunaan di saat Olimpiade 2020 memberikan dampak positif serta keamanan dan kenyamanan bagi semua pihak," paparnya dalam perkenalan sistim baru tersebut Rabu ini (24/10/2018).
Uji coba sendiri akan dilakukan mulai Maret 2019, namun operasi penuh akan dilakukan tahun 2020.
Kekurangan tenaga listrik menjadi salah satu ide terciptanya sistim terbaru dan pertama kali di dunia itu.
Baca: Terkuak Pelatih Timnas U-19 UEA Pernah Latih Kylan Mbappe, Begini Faktanya Jelang Bersua Indonesia
Selain sistim terbaru untuk switching listrik ke batere tersebut, gerbong sepanjang 16 gerbong bisa dipecah dua, dimaksudkan untuk negara-negara berkembang yang kini sedang memulai penggunaan proyek kereta cepatnya pula.
"Dengan rekonstruksi yang memungkinkan hanya 8 gerbong tersebut, diharapkan kereta api Shinkansen terbaru dengan sistim terbaru pula ini bisa dijual ke luar Jepang di masa mendatang.
Baca: Kubu Prabowo Dukung Program Dana Kelurahan, Pengamat Politik Curiga dan Khawatirkan Hal Ini
Dengan penggunaan batere cadangan tersebut yang mampu menggerakkan Shinkansen 16 gerbong, kecepatan perjalanan memang menjadi hanya sepersepuluhnya yaitu menjadi 30 kilometer per jam, tidak lagi 300 km per jam seperti yang berjalan dewasa ini.
Setidaknya Shinkansen tidak berhenti di tengah jalan apabila listrik mati mendadak dan kereta tetap bisa mencapai stasiun berikutnya dalam menggunakan sistim terbaru dengan batere Lithium Ion tersebut, lanjutnya lagi.