Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Wartawan Jepang, Junpei Yasuda (44) diculik selama 40 bulan oleh pihak ISIS. Kini Yasuda sudah bebas dan masih berada di Kedutaan Jepang di Turki.
Junpei Yasuda merasa hidupnya seperti di neraka saat dalam penculikan itu. Dia sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa.
Berikut wawancara khusus Junpei Yasuda dengan NHK, Rabu (24/10/2018) saat menuju Kedutaan Jepang di Istanbul ibu kota Turki.
NHK: Bagaimana perasaan mental saat dilepaskan?
Yasuda (Y): Saya sangat senang. Selama tiga tahun, saya tidak terlalu maju, jadi saya tidak tahu sama sekali seperti apa dunia ini. Saya khawatir tentang situasi itu dalam situasi di mana saya tidak tahu sama sekali apa yang harus dilakukan atau bagaimana saya harus pergi.
NHK: Apakah itu sangat menyakitkan?
Y: Itu neraka. Ada hal-hal fisik, tetapi hanya berpikir bahwa baik hal-hal rohani maupun hari ini tidak akan kembali, saya akan secara bertahap menjadi tidak dapat mengendalikan diri dari hari ke hari. Saya mulai merasa seperti situasi di mana saya berada di sel isolasi seperti kehidupan normal, dan saya terkejut dengan fakta itu dan sangat menyakitkan untuk merasakannya.
Baca: Junpei Yasuda Wartawan yang Diculik ISIS Kondisinya Sehat, Kini dalam Kedutaan Jepang di Turki
NHK: Apakah anda sudah menghubungi istri?
Y: Tidak, karena penggunaan telepon dan lainnya dilarang di fasilitas pihak Turki, kami belum berbicara dengan siapa pun sama sekali.
NHK: Apa momen ketika dilepaskan?
Y: Saya dirampok, semua barang saya diambil, jadi itu ada di pikiran saya. Tiga tahun saya tidak bisa berbuat apa-apa dan saya diberi tahu bahwa semua aset, kamera, dan peralatan untuk bekerja, diambil sampai sekitar waktu itu. Saat rilis pertama kali.
NHK: Bagaimana keadaan pembebasan? Siapa yang bisa datang untuk membantu?
Y: Mereka tidak membantu, tetapi mereka membawa diri saya ke perbatasan dengan mobil, sehingga pihak Turki menerimanya dan dimasukkan ke dalam fasilitas pada tanggal 23 Oktober itu.