News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mengintip Cara China Sajikan Obsesi Hidupkan Lagi Perdagangan Jalur Sutra

Penulis: Febby Mahendra
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Layar raksasa untuk menampilkan paparan soal road map perdagangan jalur sutra di Chongqing Planning Exhibition, Kota Chongqing, China. Di depan layar itu terdapat maket raksasa. TRIBUNNEWS.COM/FEBBY MAHENDRA PUTRA

Laporan Reporter Tribunnews, Febby Mahendra Putra

TRIBUNNEWS.COM, CHONGQING - Packaging (kemasan) yang menarik. Begitu kesan Prof Anak Agung Banyu Perwita PhD, pengajar di Presiden University, setelah melihat presentasi dalam bentuk digital mengenai obsesi China membangkitkan kembali kejayaan perdagangan jalur sutra di abad I dan II Masehi.

Prof Anak Agung Banyu Perwita PhD bersama sejumlah cendekiawan dan jurnalis diundang ke Provinsi Guangxi serta Chongqing, China, untuk melihat kawasan industri dan perdagangan bebas.

Kemasan seperti itu, menurut Prof Anak Agung Banyu Perwita PhD, bisa jadi referensi dan role model bagi pemerintah daerah di Indonesia.

"Supaya bisa lebih meyakinkan para investor dong. Jangan seperti sekarang, masih manual," kata Prof Anak Agung Banyu Perwita PhD seusai melihat sajian di Chongqing Planning Exhibition, di Kota Chongqing, Provinsi Chongqing, China, Kamis (1/10/2018).

Para petugas berpenampilan menarik di Chongqing Planning Exhibition. TRIBUNNEWS.COM/FEBBY MAHENDRA PUTRA (Tribunnews.com/Febby Mahendra Putra)

Pemerintah daerah di Guangxi dan Chongqing punya cara yang sama dalam menyampaikan presentasi mengenai perdagangan jalur sutra.

Pada era Dinasti Han, di abad I-II, armada dagang Cina menembus Asia Tenggara, Asia Selatan, hingga pesisir timur Afrika.

Mereka membuat sajian audio visual yang modern dan menampilkannya di layar kaca raksasa.

Didukung audio dan tata lampu yang memadai, presentasi yang menggambarkan road map (peta perjalanan) jalur sutra tersebut jadi lebih menarik.

Selain itu juga ada semacam maket Kota Nanning (ibu kota Provinsi Guangxi) dan Kota Chongqing dalam ukuran raksasa.

Miniatur kota-kota itu begitu detil, persis dengan suasana aslinya.

Prof Anak Agung Banyu Perwita PhD, pengajar President University. TRIBUNNEWS.COM/FEBBY MAHENDRA PUTRA

Masih ditambah lagi sajian data yang terpampang di dinding kantor. Data tersebut terus di-update.

Provinsi Guangxi yang berada di pesisir timur China dipakai sebagai basis pelayaran dagang ke wilayah Asia Tenggara, India, Timur Tengah, dan Eropa.

Sedangkan Provinsi Chongqing menjadi basis jalur darat perdagangan ke Eropa Barat, Eropa Timur, dan Turki melalui wilayah Asia Selatan.

"Saya lihat kerja sama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan kalangan penguasaha di China sudah sangat terintegrasi," tambah Prof Anak Agung Banyu Perwita PhD.

Apalagi para petugas yang mempresentasikan sajian itu menguasai materi dan tampil charming (menawan).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini