TRIBUNNEWS.COM - Para ahli antropologi dan kesejahteraan suku asli berkeyakinan, apa pun misi untuk mengevakuasi mayat misionaris Amerika John Allen Chauyang terbunuh di Pulau Sentinel Utara justru akan mengancam eksistensi suku Sentinel.
Seperti dilaporkan Global News pada Minggu (25/11), pihak berwenang India saat ini tengah menggalakkan proses evakuasi sang misionaris.
Misionaris, yang gemar memamerkan foto-foto penjelajahannya di Instagram, diduga dibunuh oleh penghuni Pulau Sentinel Utara.
Pihak kepolisian telah melakukan survei udara dan laut, juga mengamati dari kejauhan di mana anggota suku menjaga sebuah sudut pantai di mana mayat John Chau dikuburkan.
Dalam sebuah cuitan, Director General of Police (DGP) Dependra Pathak, menyebut kasus ini sebagai “yang paling menantang yang pernah ada.”
Meski begitu, ia berharap bahwa pihak berwenang akan menggunakan strategi khusus untuk mengambil jasad Chau tanpa harus berhadapan dengan suku Sentinel.
Tapi, banyak ahli yang mengatakan sebaiknya kepolisian tak perlu repot-repot.
Terkait kasus ini, Kanchan Mukhopadhyay, seorang antropolog pemerintah yang pernah ditempatkan di Andaman, memberikan komentarnya kepada The Guardian.
Ia bilang bahwa Chau secara sadar melenggar kehendak suku Sentinel. Lebih parah lagi, Chau pergi ke pulau itu secara ilegal.