Di Jepang Mahfud MD Tidak Menanggapi Hoax Tentang Keimanan Karena Dianggap Sampah

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U.(61)sebelum berangkat kembali ke Indonesia saat di bandara Narita Jepang
Prof. Dr. Mohammad Mahfud MD., S.H., S.U.(61)sebelum berangkat kembali ke Indonesia saat di bandara Narita Jepang

"Jadi itu semua hoax yang sempurna sehingga saya tak menggubris,"  kata anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Mengapa tidak ditanggapi saja?

"Wah saya tidak suka menanggapi sampah karena sampah sudah ada yang ngurusi,"  jawabnya.

Kalau saya menanggapi meme hoax itu maka yang membuat meme akan bertepuk tangan kegirangan, sebab mereka yang membuat mene hoax itu followernya pada umumnya bisa dihitung jari, hanya belasan, atau puluhan follower, sedangkan follower Mahfud mencapai 2.375.000 orang.

Meme sampah seperti itu, menurut Mahfud, pengaruhnya tak berarti apa-apa. Sebab selain followernya sangat sedikit, aktivitas cuitannya hampir tidak ada dan itu bisa langsung dilihat di akun yang bersangkutan.

"Yang membaca merespons hanya segelintir, yang membaca juga sedikit, yang memberi emoticon like juga hampir tak ada. Kalau saya tanggapi meme hoax seperti itu maka yang membuat jadi senang karena bisa numpang nongol di akun Twitter saya. Tak mau lah saya ikut gendang mereka, biar mereka bermain di ruang sempitnya sendiri dan didengar sendiri," lanjut  Mahfud MD lagi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!

Berita Populer

Berita Terkini