Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Mantan Perdana Menteri (PM) Inggris Tony Blair menyerang balik Theresa May atas tuduhan yang dialamatkan padanya.
May yang kini menjabat sebagai PM Inggris telah menuduh Tony Blair 'merongrong' negosiasi Brexit.
Membalas sikap May, Blair pun menyebutnya sebagai orang yang tidak bertanggung jawab.
Blair mengklaim bahwa saat menyerukan referendum kedua, dirinya berbicara demi kepentingan nasional dan demokrasi Inggris.
Seperti yang dilaporkan media setempat, The Mirror.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (17/12/2018), mantan Pemimpin Partai Buruh itu menambahkan, pernyataan tersebut merupakan haknya untuk menawarkan saran kepada Inggris dalam menghadapi keputusan paling penting yang diambil negara tersebut sejak akhir Perang Dunia II.
Ia kemudian menegaskan bahwa itu bukan merupakan sikap yang tidak bertanggung jawab bahkan bukan pula penghinaan dalam pengajuan resolusi alternatif.
Blair juga menyarankan agar May dipaksa untuk mengajukan suara.
Menurutnya, pilihan referendum kedua yakni 'kembali kepada rakyat' adalah hal yang paling masuk akal.
Selain itu ia menekankan bahwa dirinya selama ini menghormati May dan sangat simpati pada beban berat yang diemban perempuan tersebut.
Namun Blair tidak bisa menghindar dari pembahasan mengenai 'sikap' yang tidak ada dalam kepentingan nasional, karena ia menekankan kepentingan Inggris di atas segalanya.
Sebelumnya, May menuduh Blair mendukung referendum kedua dan mengatakan bahwa pernyataan pendahulunya itu sengaja digunakan untuk melakukan sabotase terhadap tawarannya.
May memang tengah berupaya memberikan penawaran untuk membujuk para pemimpin Uni Eropa agar mau berkompromi pada backstop Irlandia.