Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Pengoperasi kapal berbendera Malta, dengan nakhoda orang Indonesia, perusahaan Jerman, membayar 5 juta yen kerugian akibat kapal menghantam jembatan Oshima Ohashi tanggal 22 Oktober lalu.
"Angka 5 juta yen bukan dari negosiasi diterima bulan lalu. Namun semoga tidak menjadi tuntutan lebih lanjut di masa depan oleh pihak-pihak lain yang merasa dirugikan pula," papar Takumi Shiiki, Walikota Suo-Oshima Rabu ini (19/12/2018).
Jembatan tersebut menghubungkan Suo Oshima dengan daratan kota Yanai, Perfektur Yamaguchi, sepanjang 250 meter dihajar kapal kargo besar jam 00:35 pagi tanggal 22 Oktober lalu sehingga kabel dan pila air putus dan akibatny sekitar 16.700 jiwa di pulau Suo Oshima tak dapat minum air. Rumah sakit yang ada cuma memiliki persediaan air hanya untuk 3 hari saja.
Pasokan air terputus lebih dari sebulan dalam upaya perbaikan. Uang 5 juta yen dipakai tanggal 10 Desember lalu untuk mendukung operasi pemulihan penduduk antara lain supaya bisa mandi gratis serta pasokan air minum dan terkaitan kehidupan lain.
Baca: Dituding Menikah Demi Menguras Harta Baim Wong, Paula Verhoeven: Aduh Enggak Tahan
Akibat pasokan air terputus, dunia pariwisata Suo-oshima praktis mati, semua turis membatalkan kunjungannya ke sana.
Pihak pemerintah menganggap uang 5 juta yen sebagai pembayaran tahap pertama yang diterima Suo-oshima.
Berapa total kerugian akibat terputuskan kabel dan pipa air minum tersebut smapai kini masih belum diungkapkan karena perbaikan masih terus berlangsung belum pulih 100%.