News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Anak-anak Korban Pelecehan Seksual di Jepang Jumlahnya Kian Meningkat

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Grafik jumlah anak-anak korban pelecehan seksual di Jepang.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang

TRIBUNNEWS.COM TOKYO - Korban pelecehan seksual anak-anak di Jepang sejak tahun 2012 (jumlah sekitar 1100 anak) mengalami kenaikan terus menerus hingga akhir 2017 mencapai hampir 1.900 anak per tahun.

"Prostitusi lewat situs-situs pacaran di Jepang dengan korban semakin menurun karena monitor yang sangat ketat oleh kepolisian Jepang. Namun anak-anak korban pelecehan seksual justru semakin besar jumlahnya," ungkap sumber Tribunnews.com, Senin (31/12/2018).

Sumber tersebut bahkan berusaha mengajak kerja sama dengan pihak kepolisian Indonesia agar pelaku warga Jepang yang melakukan perbuatan seksual kepada anak-anak juga bisa diantisipasi di Indonesia.

"Ada tur di dunia hitam, khusus bagi pria Jepang yang ingin bertransaksi seks dengan anak-anak di Indonesia dan itu sangat berbahaya bagi moral khususnya anak-anak itu sendiri," kata dia.

Menurut sumber Tribunnews, jika mereka tertangkap seharusnya mendapat hukuman berat di Indonesia terutama denda sangat besar agar para pelakunya kapok.

"Kerja sama dengan polisi Jepang juga sangat penting supaya bisa melakukan koordinasi dengan lebih baik mengungkap jaringan perjalanan seks tur bagi anak-anak di dunia, bukan hanya dengan Indonesia saja," kata dia.

Dalam waktu dekat sumber tersebut juga berusaha ke Indonesia untuk melihat kemungkinan kerja sama dengan pihak kepolisian di Indonesia guna mengungkap lebih lanjut jaringan seks tur khusus dengan target anak-anak di Indonesia.

Baca: Empat Lokasi Terbaik Merayakan Tahun Baru di Tokyo Jepang

Kasus seks anak-anak ini pernah terjadi di Bali tahun 2013 dan sebelumnya.

Diungkapkan oleh Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait, Sabtu (13/7/2013) saat melakukan investigasi bersama LPA Jembrana, Made Sueca Antara di beberapa tempat di wilayah Jembrana.

Dalam kesempatan tersebut Arist juga menyampaikan keyakinannya bahwa di Jembrana sejak beberapa tahun ini telah terjadi perlakuan tidak manusiawi terhadap remaja wanita yang masih di bawah umur dengan dalih pelaku membantu biaya sekolah korban, maupun biaya berobat orang tuannya.

"Tapi buntut-buntutnya korbannya diajak berhubungan intim, melakukan hubungan seks, bahkan ada indikasi diperjualbelikan sesuai fakta yang kita dapatkan di lapangan," ujarnya.

Upaya mencari anak-anak untuk hubungan intim di Jepang umumnya dilakukan melalui SNS (Social Networking Service) terutama lewat LINE di Jepang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini