Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, PARIS - Presiden Prancis Emmanuel Macron tengah mempertimbangkan kemungkinan mengadakan referendum di Prancis dalam upayanya untuk menyelesaikan krisis sosial ekonomi yang memicu gelombang protes 'Rompi Kuning'.
Sementara itu, para pejabat juga telah melakukan persiapan untuk pemungutan suara jika Macron memberikan sinyal, seperti yang dilaporkan Journal du Dimanche.
Menurut sumber tersebut, Macron tengah berpikir untuk mengadakan referendum pada 26 Mei mendatang.
Sumber-sumber mencatat bahwa departemen pemilihan di Kementerian Dalam Negeri Prancis yang bertanggungjawab atas pemungutan suara, telah memesan amplop dan surat suara yang diperlukan untuk agenda referendum dan sedang menunggu 'lampu hijau' dari Macron.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (4/2/2019), surat kabar itu juga mengklaim bahwa Emmanuel Macron hampir memutuskan untuk segera digelarnya referendum, namun tidak ada bocoran mengenai rincian referendum yang potensial tersebut.
Sebelumnya, gelombang protes yang disebut sebagai demonstrasi Rompi Kuning yang telah ditandai kekerasan dan bentrokan dengan aparat penegak hukum hingga menghasilkan kekacauan publik, dimulai di Prancis pada pertengahan November 2018 lalu.
Akibat protes yang berlangsung massive itu, pemerintah akhirnya memutuskan untuk tidak menaikkan pajak bahan bakar.
Langkah yang diusulkan itu pun telah memicu demonstrasi di lokasi awal di ibukota, Paris, kemudian akhirnya memunculkan kebijakan lain pemerintah untuk meningkatkan situasi sosial ekonomi negara dan meredam aksi protes.
Namun demikian, puluhan ribu pengunjuk rasa terus turun ke jalanan Prancis setiap akhir pekan.
Sumber: https://sputniknews.com/europe/201902031072079153-macron-yellow-vests-protests/