Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, CARACAS - Presiden Venezuela Nicolas Maduro mengatakan bahwa serangan dunia maya (cyber) telah kembali dilakukan terhadap salah satu fasilitas energi negara itu pada Sabtu (9/3/2019) kemarin.
Serangan cyber itu membuat pemerintah tidak bisa memulihkan pasokan listrik yang terputus sejak awal pekan ini.
"Hari ini kami telah memulihkan pasokan listrik pada 70 persen wilayah negara itu, namun pada siang harinya, serangan cyber lainnya dilakukan terhadap salah satu fasilitas yang pada saat itu masih bisa bekerja sempurna," kata Maduro di Caracas, pada Sabtu kemarin.
"Karena alasan ini, semua perbaikan yang telah kami lakukan pada Sabtu sore kembali terputus," kata dia.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (10/3/2019), pemadaman listrik telah terjadi di Venezuela sejak Kamis lalu, saat pemasok listrik nasional Corpoelec melaporkan terkait adanya dugaan 'sabotase' pada pembangkit listrik tenaga air utama Guri.
Media setempat kemudian melaporkan bahwa pemadaman listrik telah melanda 21 hingga 23 negara bagian di Venezuela.
Maduro kemudian menyalahkan Amerika Serikat (AS), karena menurutnya telah mengobarkan 'bendera perang' energi listrik melawan negaranya.
Mendapat tudingan seperti itu, AS langsung membantah bahwa negara yang dipimpin Presiden Donald Trump itu tidak ambil peran dalam krisis di Venezuela.