News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penembakan di Selandia Baru

Erdogan Kutuk Penembakan yang Tewaskan Puluhan Orang di Selandia Baru

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Brenton Tarrant yang diduga menjadi pelaku aksi penembakan brutal pada dua masjid di Christchurch, South Island, Selandia Baru.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Sabtu kemarin, mendesak pemerintah Selandia Baru untuk segera memberikan keadilan kepada para korban serangan di dua masjid di kota Christchurch, South Island, Selandia Baru.

Recep Tayyip Erdogan meminta agar hukuman ditegakkan bagi tersangka pelaku penyerangan tersebut.

Baca: Lima Jam Bersembunyi, Ini Kesaksian WNI Lolos dari Serangan Teror di Masjid Selandia Baru

Dikutip dari laman Australian Herald, Minggu (17/3/2019), dalam cuitan melalui akun Twitternya, Recep Tayyip Erdogan mengutuk serangan yang terjadi pada Jumat siang menjelang sore itu.

"Saya mengutuk keras serangan teror terhadap Masjid Al Noor dan Linwood di Selandia Baru serta jamaah muslim di sana, semoga Allah mengampuni para korban dan memberikan pemulihan cepat bagi mereka yang terluka."

Recep Tayyip Erdogan menggambarkan insiden itu sebagai bentuk 'pembantaian'.

Kantor berita Turki Anadolu pun mengutip pernyataan Erdogan yang mengecam pelaku penyerangan, Brenton Tarrant.

Brenton Tarrant diketahui telah mengirimkan email manifesto sebanyak 87 halaman ke Kantor Perdana menteri Selandia baru Jacinda Ardern, sesaat sebelum melakukan serangan pada dua masjid di Christchurch.

Di dalam maninfesto itu, Brenton Tarrant diduga menyebutkan pula tentang serangan tersebut.

Kunjungan yang dilakukan pemuda berusia 28 tahun itu ke Istanbul, Turki beberapa waktu lalu serta penyebaran ide-ide anti-migran dan anti-Muslim juga menjadi bagian dari data tersebut.

"Ia datang ke Istanbul selama tiga hari pada kali pertama, dan 40 hari pada kali kedua, tapi apa hubungannya? Kita akan segera mengetahuinya," kata Erdogan dalam menghadapi manifesto.

"Ia (pelaku) berbicara omong kosong dengan mengatakan bahwa 'kami ingin membunuh anda jika anda menyeberang ke bagian Barat Selat, kami akan datang ke Istanbul dan menghancurkan semuanya' dalam manifesto yang ia tinggalkan."

"Bagaimana bisa seorang pembunuh berniat buruk terhadap Muslim dan Turki," tegas Recep Tayyip Erdogan merujuk pada pelaku penyerangan di Selandia Baru.

Erdogan lebih lanjut mencatat bahwa pelaku penyerangan 'menghiasi' senjatanya dengan nama-nama semua musuh Turki dan Muslim sejak Pengepungan kedua Vienne pada 1683, termasuk para tiran Perang Salib.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini