TRIBUNNEWS.COM - Pimpinan Ethiopian Airlines, Tewolde GebreMariam, mengungkap pesan terakhir pilot Yared Getachew, yang tewas dalam tragedi pesawat nahas Boeing 737 MAX 8 Ethiopian Airlines ET 302 10 Maret 2019 lalu.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Boeing 737 MAX 8 Ethiopian Airlines ET 302, jatuh 6 menit setelah lepas landas dari Bandar Udara Addis Ababa.
Dalam tragedi ini, seluruh 157 penumpang dan awak pesawat, dinyatakan meninggal dunia.
Baca: Deretan Keluhan Boeing 737 Max 8 yang Dilaporkan Sebelum Insiden Ethiopian Airlines ET302
Dilansir CNN, Tewolde GebreMariam mengatakan, komunikasi terakhir Yared Getachew terekam pada pukul 8.44 waktu setempat.
Waktu tersebut adalah waktu yang sama ketika pesawat nahas Boeing 737 MAX 8 hilang kontak.
Getachew sempat melaporkan adanya ketidakberesan pada pesawat.
"Menurut rekaman ATC (air traffic controller), pilot melaporkan adanya masalah pada kontrol pesawat, dia mengalami kesulitan mengendalikan pesawat," ujar GebreMariam.
Karena itulah, Getachew sempat mengajukan permintaan kepada petugas ATC di Bandara Addis Ababa.
"Dia meminta izin kembali ke Bandara, dan petugas memberikan izin untuk kembali," ujar GebreMariam.
Namun, sebelum bisa kembali ke Bandara, pesawat itu keburu jatuh.
GebreMariam mengatakan, pihaknya belum mengerti soal masalah kontrol kendali seperti apa yang dikeluhkan oleh kapten pilot Yared Getachew.
Termasuk, apakah masalah yang dimaksud tersebut adalah fitur pengaman otomatis MCAS, sebagaimana masalah yang terjadi di pesawat nahas Lion Air yang jatuh 9 Oktober 2018 lalu.
Hanya saja, GebreMariam menegaskan, sejak tragedi jatuhnya Lion Air, semua pilot yang menerbangkan Boeing MAX 8 diberi pelatihan soal fitur MCAS.
Meski demikian, menyakini, dua penyebab peristiwa kecelakaan maut yang menimpa Lion Air maupun Ethiopian Air, sama-sama punya kemiripan.
"Jenis pesawatnya sama, sama-sama pesawat baru, dan sama-sama punya jam terbang yang masih rendah," ujar GebreMariam.
Pesan Terakhir untuk Ibu
Rayan Shapi masih mengingat betul kata-kata sang putra, Yared Getachew, kepadanya sesaat sebelum lepas landas dari Addis Ababa, Ethiopia, ke Nairobi, Kenya.
"Ibu, aku pulang ke Nairobi. Aku lupa membawa ponselku, tetapi kita akan kembali berbicara segera setelah saya sampai ke sana," ujar Rayan menirukan ucapan Getachew.
Nyatanya, penerbangan yang kurang dari dua jam itu tidak pernah sampai ke tujuan.
Pesawat Ethiopian Airlines ET302 yang dikendalikannya jatuh enam menit setelah lepas landas.
Dia tewas bersama 156 orang lainnya di dalam pesawat.
Paman Getachew, Khalid Shapi, mengatakan, Getachew merupakan pilot yang sangat berbakat dan terlatih.
Dilansir harian Kenya, Daily Nation, Rabu (13/3/2019), Shapi menuturkan pilot 29 tahun itu berpengalaman mengendalikan tipe Boeing 737 MAX.
"Sejak hari pertama dia bekerja bersama Ethiopian Airlines, Yared tidak pernah melakukan kesalahan sama sekali," kata Shapi.
Berdarah Kenya dan Ethiopia, Getachew telah bekerja bagi maskapai negara itu hampir selama 10 tahun dengan pengalaman 8.000 jam terbang.
Shapi mengatakan, ayah Getachew sedang berada di Ethiopia untuk menunggu perkembangan investigasi yang dilakukan oleh penyelidik.
Dia dan Rayan berada di Mombasa dan bergabung bersama anggota keluarga serta teman-teman Getachew untuk menunaikan shalat Gaib.
"Kami berencana untuk melaksanakan shalat di Masjid Baluchi. Kami tidak mempunyai rencana yang lain," kata Shapi kembali. (*)