Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Banyak dari petugas keamanan berseragam biru di bandara Amerika Serikat (AS) yang 'mengerjai' para 'pelancong yang malang' untuk melepas sebagian besar pakaian yang mereka kenakan dan tetap berada dalam antrean.
Hal itu cukup menjadi bukti seberapa buruk citra mereka dalam karir yang dijalani.
Namun ternyata ada fakta lain di balik peristiwa itu yang lebih menarik.
Baca: Tanggapi Orasi Politik Prabowo di Kampanye Akbar, Jokowi: yang Benar Ibu Pertiwi Sedang Berprestasi
Baca: OJK Berharap IPO Bisa Alokasikan 40 Persen Saham Untuk Investor Ritel
Dalam hitungan enam bulan pertama dari hari pertama bekerja, hanya tersisa sekitar seperempat dari petugas Administrasi Keamanan Transportasi (TSA) yang baru dipekerjakan pada tahun fiskal 2017.
Seperti yang tercantum dalam audit bulan Maret lalu yang disampaikan Inspektur Jenderal Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS).
"Sebelum Agustus 2018, TSA tidak selalu fokus pada pertumbuhan karir untuk Karyawan Keamanan Transportasi (TSO), termasuk kenaikan gaji berdasarkan tingkat keterampilan,".
"Dengan demikian, agen mungkin akan kehilangan peluang untuk mencegah gesekan awal,".
"Dengan meningkatkan upaya retensi, TSA dapat menghemat dana, jika tidak dihabiskan untuk mengkontrak dan melatih TSO baru," tambah laporan itu.
Dikutip dari laman Sputnik News, Senin (8/4/2019), pada tahun fiskal 2017, TSA mengklaim telah merekrut sekitar 9.600 TSO.
Namun, 25 persen dari karyawan baru itu langsung berhenti dalam waktu enam bulan pertama, terhitung dari tanggal mulai bekerja.
"Alasan yang paling umum dipilih untuk meninggalkan TSA adalah ketidakpuasan TSO dengan peluang dan proses peningkatan karir,".
"Alasan spesifik termasuk beberapa peluang untuk kemajuan, proses promosi yang tidak adil, pengembangan karir yang tidak didukung, serta beberapa peluang pelatihan dan pengembangan karir," seperti yang ada dalam rincian tersebut.
Selain itu, banyak bekas karyawan yang mengeluhkan tentang upah rendah, mereka hanya mendapat USD 35.000 per tahunnya untuk gaji awal, sebelum akhirnya dipotong agensi.
Bekas karyawan TSA juga mencatat bahwa ekspektasi pekerjaan itu tidak jelas.
Setelah merilis laporan baru, administrator TSA David Pekoske mengakui bahwa tingkat pengurangan TSO sebanyak 17 persen pada tahun fiskal 2017 dinilai terlalu tinggi.
Ia melaporkan hal itu kepada anggota parlemen the Capitol Hill bahwa dirinya sebenarnya ingin meningkatkan kepuasan kerja.
Pekoske juga mengeluhkan masalah keamanan bandara kepada anggota parlemen.
Untuk memperbaiki sistem sebelumnya, ia bahkan mengakui bahwa dirinya telah menetapkan panel pita biru untuk melihat bagaimana pembayaran TSO bisa ditingkatkan pada 30 Juni mendatang.