TRIBUNNEWS.COM - Rentetan serangan teror bom di Sri Lanka, Minggu (22/4/2019) menewaskan 207 orang dan melukai 450 lainnya.
Ledakkan bom terjadi sebanyak 8 kali.
Sasarannya ialah tiga hotel dan tiga gereja di sana yang sedang merayakan Paskah.
Mengutip The Telegraph via Kompas.com, Senin (22/4/2019) usut punya usut, pemerintah Sri Lanka sebenarnya sudah mengetahui akan adanya serangan teror ke negaranya 10 hari sebelum hari H.
Informasi itu didapat pihak kepolisian Sri Lanka dari Dinas Intelijen Asing yang diteruskan kepada Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe.
Dalam surat intelijen yang diunggah oleh Menteri Telekomunikasi Sri Lanka Harin Fernando, terlihat laporan intelijen mengenai peringatan bakal adanya serangan teror yang tertanggal pada 11 April 2019 alias 10 hari sebelum serangan terjadi.
Meski sudah mendapat peringatan sedemikian rupa, Wickremesinghe malah tak mengambil tindakan pencegahan apapun.
Ia beralasan tak mendapat perkembangan situasi terkini mengenai laporan intelijen tersebut saat itu.