TRIBUNNEWS.COM, KOLOMBO - Sebuah laporan intelijen diunggah oleh Menteri Luar Negeri Sri Lanka Harin Fernando setelah ledakan bom mengguncang negara itu Minggu (21/4/2019).
Dalam unggahannya di Twitter, Fernando mengatakan laporan yang dikeluarkan dinas intelijen asing itu telah memperingatkan akan rencana serangan pada 11 April, atau 10 hari sebelumnya.
Dalam surat itu, disebutkan National Thowheeth Jamaath (NJT) merupakan kelompok yang merencanakan serangan bom yang menghantam delapan tempat di Sri Lanka.
NJT merupakan kelompok ekstremis yang dibentuk di Kattankudy, kota di kawasan timur Sri Lanka, pada 2014, dan belum mempunyai sejarah serangan massal mematikan.
Baca: Global Wakaf ACT Hasilkan Minyak Atsiri 175 kg dalam Setahun
Baca: Joey Suk Tuding Bahwa CEO Persija Jakarta Berbohong
Baca: Pria AS Jatuh Cinta pada Robot Mainan karena Terpikat pada Rambut Pink dan Senyumannya
Laporan tentang mereka yang pernah tercatat adalah dugaan mereka melakukan perusakan terhadap sejumlah patung Buddha yang terjadi pada 2018 lalu.
Sumber dari komunitas Muslim Sri Lanka menuturkan National Thowheeth Jamaath telah mengklaim dukungan kepada kelompok Negara Islam Irak dan Suriah ( ISIS).
Si sumber menjelaskan Zahran Hashim yang disebut merupakan salah satu pelaku bom bunuh diri dalam serangan menyasar gereja serta hotel mewah itu adalah pendiri NJT.
Dalam laporan intelijen itu, NJT telah merencanakan serangan di ibu kota Kolombo dengan prediksi metode yang dipakai antara lain bom bunuh diri, serangan bersenjata, hingga serangan truk.
Intelijen asing yang memberikan informasi tersebut diyakini adalah Australia, salah satu anggota aliansi intelijen yang dikenal dengan nama Five Eyes.
Dokumen itu menunjukkan Kepala Polisi Sri Lanka Pujuth Jayasundara kemudian merilis peringatan kepada para pejabat tinggi negara bahwa si pelaku bakal menyerang "gereja penting".
Baca: Ada Momentum, Kenapa Prabowo Tak Mampu Kuasai Suara Jawa? Begini Penelusuran Litbang Kompas
Dokumen itu bahkan membeberkan nama-nama yang menjadi pelaku serangan, termasuk Hashim.
Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe mengaku dia sudah mendengar informasi tersebut.
Namun, dia menegaskan tidak mendapat perkembangan lebih lanjut. Wickremesinghe berkata penyelidikan haru dilakukan mengapa laporan itu tidak ditindaklanjuti.
Ledakan bom yang terjadi tepat satu dekade perdamaian di Sri Lanka menyusul berakhirnya konflik sipil yang berlangsung selama 25 tahun pada Mei 2009. (Ardi Priyatno Utomo)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Siapa Itu National Thowheeth Jamaath yang Disebut dalam Ledakan Bom Sri Lanka?",