News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fatima Mengaktifkan Bom Bunuh Diri Saat Rumahnya Diserbu Polisi, Menewaskan Janin Serta 3 Putranya

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Istri bomber Sri Lanka bunuh diri dengan meledakkan bom di rompinya (ABC News)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelaku ledakan bom bunuh diri di Sri Lanka akhirnya terungkap. Dua dari sembilan pelaku merupakan kakak-beradik.

Inshaf Ahamed Ibrahim (38 tahun), kakak, dan Ilham Ibrahim (36).

Inshaf meledakkan diri di Hotel Grand Cinnamon, Colombo ketika sedang mengantre sarapan. Adapun sang adik meledakkan diri di Hotel Shangri-La.

Sementara Fatima Ibrahim, istri Ilham Ibrahim, mengaktifkan bom bunuh diri ketika rumahnya diserbu polisi.

Menurut laporan The Sun, bom yang diledakkan Fatima membunuh janin dalam kandungannya, dan tiga putranya serta tiga anggota satuan tugas polisi yang mendekatinya.

Diberitakan Sydney Morning Herald dan news.com.au, Kamis (25/4/2019), perempuan itu meledakkan diri dalam keadaan hamil ketika rumahnya diserbu polisi.

Menteri Pertahanan Sri Lanka Ruwan Wijewardene seperti dikutip ABC menjelaskan, ketika polisi menyerbu kediaman Ilham Ibrahim, istrinya sudah di rumah mengenakan rompi bom bunuh diri.

Ketika polisi Sri Lanka sampai di rumah itu, istri Ilham kemudian mengaktifkan rompinya.

Menurut Ruwan Wijewardene, setelah mengenali pelaku peledakan bom di delapan lokasi pada Minggu (21/4/2019), satuan tugas polisi Sri Lanka menyerbu rumah keluarga Ilham Ibrahim yang dilaporkan berada di kawasan pinggiran ibu kota Colombo.

Pelaku lain yang diidentifikasi, menurut sumber keamanan, bernama Abdul Lathief Jameel Mohamed dan Insan Seelavan.

Personel keamanan Sri Lanka berjalan diantara mayat-mayat yang terkena ledakan di gereja St Anthony's Shrine, setelah ledakan menghancurkan bangunan yang terletak di Kochchikade, Kolombo, Sri Lanka, Minggu (21/4/2019). ((Ishara S Kodikara/AFP))

Polisi Sri Lanka sejauh ini dikabarkan telah menahan hampir 60 orang yang diduga terkait dengan serangkaian serangan bom yang mengguncang negara Asia Selatan itu.

Inshaf Ahamed Ibrahim sempat kursus selama setahun Kingston University, London, Inggris.

Dilansir The Telegraph, ia kursus tentang teknik dirgantara pada universitas yang terletak sebelah barat daya London itu pada tahun akademik 2006 hingga 2007.

Selanjutnya, ia menempuh kuliah master (S2) ke Melbourne, Australia.

Kakak beradik itu beserta tujuh pelaku ledakan bom lainnya beraksi di delapan tempat 3 berupa hotel, 3 gereja dan dua rumah, pada Minggu Paskah (21/4/2019), dan menewaskan 359 orang serta melukai 500 lainnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini