Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Tiga isteri bos (kumicho) mafia Jepang (yakuza) mengungkapkan kehidupannya belum lama ini di sebuah televisi Jepang acara Darake.
Ternyata pernikahan dengan bos Yakuza Jepang tidak ada pesta, tidak ada perayaan apa pun, apalagi yang besar-besaran, tidak ada.
"Di dalam dunia Yakuza, terutama pernikahan dengan pemimpinnya memang tidak ada perayaan atau pesta nikah apa pun," papar Yuuki Kudo, isteri seorang bos Yakuza di Jepang yang dibenarkan oleh dua isteri bos yakuza lainnya.
Tidak seperti di film-film Yakuza mungkin ada pesta besar, dalam kenyataan sehari-hari ternyata tak ada pesta atau perayaan apa pun.
"Menikah ya saat kita melakukan hubungan seks bersama, senang sama senang, janji hidup bersama jadi suami isteri. Lalu pemimpin yakuza biasanya memperkenalkan ke teman-temannya, ke kalangan dekatnya, selesai," ungkapnya lagi.
Menjadi wanita bos yakuza memang sangat berat dengan resiko dibunuh kalau ketahuan menyeleweng.
"Suatu hari saya cuma bantu teman bicara ditelpon disangka saya menyeleweng, kita sempat panas, suami hampir mau bunuh saya karena disangka saya menyeleweng. Pisaunya sudah dileher saya sampai sedikit berdarah saat itu hampir membunuh saya," ungkap Keiko Iwashita, isteri bos yakuza Jepang yang lain.
Selain itu, isteri yakuza memang membawa pistol kecil wanita yang diterima dari suaminya dengan maksud untuk membela diri.
"Pistol itu kan dilarang di Jepang. Saat pemeriksaan mendadak oleh polisi ke rumah saya pagi-pagi, kebetulan anak saya yang masih sekolah dasar mau ke sekolah. Bingung juga saya mengenai pistol, akhirnya saya masukkan ke dalam tas anak saya dan syukurlah dia lewat polisi tak diperiksa," cerita Iwashita lagi.
Kesetiaan kepada suami (bos yakuza) memang harus 100% sepenuhnya. Tidak jarang isteri jadi terputus dengan keluarganya sendiri karena banyak yang menentang jadi isteri yakuza seperti cerita Junko Zaiso, isteri bos yakuza lainnya.
"Suatu hari saya kaget sekali, ibu saya dibawa masuk ke rumah saya ditodongkan pistol kepalanya oleh anak buah suami saya, sampai ibu menangis di depan saya," papar Zaiso.
Apa yang terjadi?
"Agar semua kemauan suami dilakukan isteri, suami sampai mengancam ibu saya sendiri agar memberitahu anaknya supaya memenuhi semua kemauan suaminya. Jadi ibu saya dibawa paksa ke rumah saya oleh anak-anak buah suami waktu itu sehingga akhirnya kita jadi putus hubungan gara-gara saya kawin dengan yakuza, karena takut anggota keluarga yang lain nantinya jadi terbawa-bawa pula ke dunia yakuza," jelas Zaiso lagi.