Konstitusi baru tersebut kemudian diselesaikan dengan tergesa-gesa oleh majelis konstitusional yang didominasi Islam, dihadirkan kepada presiden, dan dijadwalkan untuk referendum.
Bersama dengan keluhan penuntutan jurnalis dan serangan terhadap demonstran, terjadilah aksi protes Mesir 2012.
Pada 30 Juni 2013, protes meletus di seluruh Mesir, di mana pengunjuk rasa menyerukan pengunduran diri presiden Morsi.
Menanggapi peristiwa tersebut, Morsi diberi ultimatum 48 jam oleh militer untuk memenuhi tuntutan publik.
Baca: Fakta-Fakta Terbaru Kecelakaan Maut Tol Cipali, Alasan Tersangka Serang Sopir Bus
Baca: Kecelakaan di Tol Cipali: Penyerang Akan Jalani Pemeriksaan Kejiwaan, Kemenhub Usulkan Sekat Sopir
Ia juga diminta untuk menyelesaikan perbedaan politik.
Tuntutan tersebut rupanya diabaikan oleh Morsi, yang kemudian menyebabkan dirinya diusir.
Morsi benar-benar digulingkan pada 3 Juli 2013.
Ia digulingkan dalam kudeta yang direncanakan oleh Abdel Fattah el-Sisi, yang kini menjadi presiden Mesir.
Morsi ditempatkan di ruang tahanan rumah terlebih dahulu sebelum akhirnya dikirim ke penjara.
Selain menginginkan kekuasaan penuh, Morsi juga terlibat beberapa kasus lain.
Beberapa di antaranya terkait spionase dan konspirasi dengan kelompok asing.
Baca: VIRAL di Instagram Oknum Grab Rampas HP Anak Kecil, Aksinya Terekam CCTV