Cekcok, Pria Ini Habisi Istri, Simpan Jasad di Kulkas Selama 106 Hari dan Pergi dengan Wanita Lain
TRIBUNNEWS.COM - Cekcok, seorang pria membunuh istrinya dan menyimpan jasad istri di kulkas selama 106 hari.
Pria tersebut juga menguras kartu kredit sang istri untuk pergi dan menginap di hotel dengan wanita lain.
Dilansir Asia One, pria bernama Zhu Xiaodong (30) itu membunuh dan menyimpan jasad istrinya, Yang Liping (30), di kulkas karena cekcok pada 2016 silam.
Pengadilan Tinggi Shanghai, Tiongkok, telah menjatuhkan hukuman mati kepada Zhu atas aksi yang dilakukan kepada istrinya, Jumat (5/7/2019) lalu.
Baca: Derita Gagal Ginjal Dan Sering Ditinggal Pergi, Jro Sumerta Nekat Bunuh Istrinya
Baca: Diduga Dilatarbelakangi Rasa Cemburu, Pria Pekanbaru Tega Bunuh Istrinya Sendiri
Baca: Mantan Perwira Polisi Otak Pembunuh Istri Ditahan di Blok Maximum, Ini Fakta dan Foto-fotonya
Tidak hanya pembunuhan yang dilakukan, Zhu juga dihukum mati atas tindakannya menyimpan jasad istrinya di kulkas selama 106 hari.
Ia juga menghabiskan hampir 150.000 yuan atau 307.650 juta Rupiah dari kartu kredit istrinya untuk bepergian dan menginap dengan wanita lain.
Secara kronologis, Zhu dihukum karena mencekik Yang hingga tewas pada 17 Oktober 2016.
Menurut keterangan pihak pengadilan, Zhu membunuh Yang di rumah mereka, distrik Hongkou, 10 bulan setelah mereka menikah.
Setelah membunuhnya, pramuniaga toko pakaian tersebut menyembunyikan tubuh istrinya di sebuah kulkas di balkon selama 106 hari.
Selama periode itu, Zhu mengambil alih identitas istrinya di akun jejaring sosial.
Ia menjawab pesan teks dari orang tua dan teman-teman Yang.
Zhu akhirnya menyerahkan diri kepada polisi pada 1 Februari 2019 lalu.
Zhu menyerahkan diri ke polisi ditemani orang tuanya.
Zhu menyadari bahwa dia tidak bisa lagi menyembunyikan kebenaran.
Hal yang membuatnya menyerah adalah ketika dia dan Yang diminta menghadiri makan malam ulang tahun ayah Yang.
Masalahnya, Yang adalah anak semata wayang orang tuanya.
Sebelumnya, Zhu membeli kulkas via online pada 22 September.
Zhu mengatakan, dia membelinya untuk menyimpan daging ular, kadal, dan katak peliharaannya.
Namun, keluarga Yang percaya bahwa itu adalah pembunuhan berencana.
Setelah Yang tewas, Zhu pergi ke provinsi Hainan, Nanjing, kota Xuzhou di provinsi Jiangsu, dan Korea Selatan.
Zhu bepergian ke berbagai tempat untuk "melupakan" pembunuhan itu.
Selama bepergian, dia menggunakan kartu kredit sang istri untuk membeli barang-barang mewah dan pengeluaran sehari-hari.
Dia menggunakan kartu identitas Yang untuk memesan kamar hotel dengan wanita lain.
Sebelumnya, Zhu telah mengajukan banding atas hukuman mati yang dijatuhkan oleh Pengadilan Rakyat Menengah Shanghai Nomor 2 pada bulan Agustus.
Kasus Serupa
Pembunuhan suami terhadap istri juga terjadi di Indonesia.
Lelaki berinisial ARH (25) nekat menghabisi nyawa istrinya sendiri, Hernita Krisdayanti (21).
Dia mengaku dia khilaf dan diliputi perasaan emosi ketika itu.
Dia pun akhirnya mencekik istrinya hingga tewas.
Dilansir Tribun Pekanbaru, peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (30/6) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
Saat itu, ARH dan istrinya sedang berada di dalam kamar rumah mereka di Jalan Toman, Kelurahan Muara Fajar Barat, Kecamatan Rumbai, Pekanbaru.
Mereka berdua sedang bermain handphone.
Dua anak mereka, masing-masing usia 5 tahun dan 2,5 tahun juga ada di dalam kamar.
Singkat cerita, ARH dan istrinya terlibat cekcok mulut.
Baca: Pemerkosaan dan Pembunuhan Karyawati di Sumut, Pelaku Masih 14 Tahun
ARH mengaku dia hanya mencoba bertanya, kenapa sikap sang istri berubah akhir-akhir ini.
Terlebih istrinya seakan menutupi sesuatu.
ARH dilarang mengangkat telepon atau membuka handphone sang istri. Ia pun cemburu dan curiga ada sesuatu.
"Dia mengancam, dia bilang kalau ada masalah jangan pernah lapor sama orangtua saya. Langsung dia pegang mulut saya. Saya bilang jangan bercanda dek," sebutnya.
"Saya bilang aku cuma nanya kenapa kok handphone kamu tidak boleh dipegang. Ada telepon kamu langsung emosi nggak boleh diangkat. Saya curiga beberapa bulan ini, tingkahnya sering aneh-aneh," sambung dia.
Akhirnya kata dia, mereka berdua berkelahi, sempat saling cekik.
ARH mengaku dia hanya mencoba bertanya, kenapa sikap sang istri berubah akhir-akhir ini.
Terlebih istrinya seakan menutupi sesuatu.
ARH dilarang mengangkat telepon atau membuka handphone sang istri. Ia pun cemburu dan curiga ada sesuatu.
"Dia mengancam, dia bilang kalau ada masalah jangan pernah lapor sama orangtua saya. Langsung dia pegang mulut saya. Saya bilang jangan bercanda dek," sebutnya.
"Saya bilang aku cuma nanya kenapa kok handphone kamu tidak boleh dipegang. Ada telepon kamu langsung emosi nggak boleh diangkat. Saya curiga beberapa bulan ini, tingkahnya sering aneh-aneh," sambung dia.
Akhirnya kata dia, mereka berdua berkelahi, sempat saling cekik.
Karena emosi yang memuncak, ARH mengaku hilang kendali hingga mencekik istrinya sampai kehabisan nafas dan tewas.
Selanjutnya ARH menutup wajah istrinya dengan sarung.
Aksinya itu, dilakukan ARH di depan anaknya sendiri.
ARH yang panik, buru-buru keluar rumah.
Baca: Diganggu Arwah Korban, Pelaku Pembunuhan di Musi Banyuasin Pilih Menyerah
Mayat Hernita, pertama kali ditemukan oleh Shakira Gule (50) yang merupakan orangtua tersangka ARH.
Awalnya, Shakira Gule yang sedang berada di rumahnya, tidak jauh dari rumah yang menjadi lokasi kejadian didatangi oleh anaknya ARH.
Kepada saksi Shakira, ARH memaksa agar diberikan uang.
Dia berencana hendak pergi melarikan diri.
Namun Shakira waktu itu enggan memberikan uang, karena curiga melihat tingkah laku anaknya.
Karena tak diberi uang, ARH pun pulang kembali ke rumahnya.
Dia langsung mengambil sepeda motor merek Honda Beat dan pergi meninggalkan rumah.
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia/Tribun Pekanbaru/Rizky Armanda)