Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, LYON - Kantor berita Prancis melaporkan, seorang tersangka yang ditahan dalam serangan pisau di Lyon telah mengaku kepada aparat kepolisian setempat bahwa dirinya adalah warga Afghanistan yang lahir pada 1986 silam.
Meskipun tidak ada konfirmasi resmi terkait kebenaran informasi tersebut.
Dikutip dari laman Sputnik News, Minggu (1/9/2019), menurut BFM TV, tersangka penyerangan itu tidak terdaftar dalam database kepolisian Prancis sebagai individu yang dicurigai rentan terhadap kegiatan radikal Islam.
Sedangkan motif penyerangan tersebut hingga kini belum diketahui.
Sebelumnya, dilaporkan satu orang tewas, sementara sembilan lainnya mengalami luka-luka akibat serangan pisau yang terjadi di kawasan metro Laurent-Bonnevay di Villeurbanne, Lyon, Prancis, sekitar pukul 16.30 waktu setempat.
Polisi Prancis kini tengah memburu pelaku kedua, karena kemungkinan serangan itu tidak dilakukan sendirian.
Sebelumnya, sebuah video yang diposting di media sosial Twitter menunjukkan salah satu pelaku penyerangan telah ditahan oleh pejalan kaki lain sebelum kedatangan polisi.
Menurut kantor berita AFP, Kantor Kejaksaan Anti-Teror Nasional Prancis memang memantau situasi tersebut namun tidak bertanggung jawab atas kasus ini.
Prancis memang telah meningkatkan kewaspadaan setelah terjadinya sejumlah serangan mematikan yang dilakukan para ekstrimis pada 2015 dan 2016 lalu.
Namun dalam serangan yang baru saja terjadi itu, pelaku menyerang orang-orang yang tengah menunggu di halte bus.
Setelah melakukan aksinya, pelaku kemudian berlari menuju stasiun bawah tanah sebelum akhirnya ditangkap oleh warga lokal lainnya serta petugas transportasi, seperti yang disampaikan Wali Kota Lyon, Gerard Collomb.