News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tahun 2025 Jepang Diperkirakan Kekurangan 377.000 Tenaga Perawat

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dr Yuri Okina, Kepala Lembaga Penelitian Jepang Co.Ltd.

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jumlah perawat khusus lansia (lanjut usia) di Jepang tahun 2025 diperkirakan akan mengalami kekurangan sekitar 377.000 orang.

"Jumlah orang Jepang yang sangat berkurang dan penduduk lanjut usia sangat banyak di tahun 2025 mendatang, menjadikan jumlah perawat lansia kurang 377.000 orang. Yang dibutuhkan sedikitnya 2,53 juta orang, tetapi hanya ada 2,15 juta orang," ungkap Dr Yuri Okina, Kepala Lembaga Penelitian Jepang Co.Ltd, Senin (30/9/2019) kepada Tribunnews.com.

Kekurangan tenaga manusia tersebut diantisipasi dengan memasukkan tenaga perawat asing seperti dari Indonesia dan negara lain.

Okina juga menekankan tidak mudah mengantisipasi masalah lansia tersebut di Jepang disamping perbedaan yang semakin luas antara yang kaya dan miskin saat ini.

Baca: Nahwani Curi Perhatian Kala Membawa 3 Istrinya Sekaligus di Pelantikan Anggota DPRD Muratara

"Saat ini perbedaan yang kaya dan miskin di Jepang tampaknya juga semakin lebar, sehingga antisipasi hal terkait lansia juga harus hati-hati sekali," kata dia.

Data yang dibuat lembaganya menunjunjukkan untuk jenis kelamin pria di antara semua negara maju ternyata Jepang yang paling tua saat ini dengan rata-rata usia 42,6 persen di Jepang untuk usia 60 tahun atau lebih.

Sedangkan untuk wanita usia 60 tahun atau lebih di Jepang menduduki peringkat kedua terbanyak ketimbang Inggris.

Jumlah wanita Jepang usia 60 tahun lebih sebanyak 23,8 persen saat ini dibandingkan jumlah penduduk keseluruhan.

Baca: Sempat Kaget Saat Dipanggil Polisi, Pedagang Siomay dan Minuman Senang Dagangannya Diborong

Untuk pengurangan biaya pengeluaran pemerintah, Okina mengungkapkan pemerintah Jepang berupaya memasyarakatkan AI (artificial intelligent) dan pelayanan masyarakat lewat internet berupa pelayanan jarak jauh.

"Dengan pelayanan electronic diharapkan dapat menjangkau lebih luas dan lebih murah lagi, sehingga dapat melayani lansia dengan lebih baik," ujar dia.

Meskipun demikian Okina mengakui sudah lama dilakukan pelayanan jarak jauh tersebut tetap saja belum berkembang dengan baik karena para lansia mungkin masih menganggap belum afdol kalau tidak bertemu dan bicara langsung face to face dengan dokternya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini