Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Presiden Kansai Electric Corporation, Shigeki Iwane (66) mengakui medapat koin emas bernilai 2,4 juta yen yang semula disangka hanya kue saja.
"Benar saya pernah menerima koin emas tersebut. Semula saya kira hanya kue saja," kata Iwane saat menggelar jumpa perse, Rabu (2/10/2019).
Setelah menerima kotak yang terlihat isinya kue, ternyata pada bagian bawah kue banyak koin emas sehingga kotak kue menjadi sangat berat.
Meskipun menerima koin emas, Iwane tidak berniat untuk mengundurkan diri.
"Saat ini perusahaan lagi susah sekali dan banyak yang harus dilakukan. Karyawan juga agak resah bagaimana menghadapi banyak masalah ini. Jadi saya tidak akan mundur dari jabatan," kata dia.
Sementara itu Menteri Ekonomi Perdagangan dan Industri Jepang, Sugawara meminta Iwane untuk segera mengundurkan diri.
"Sangat keterlaluan sekali kasus itu tetapi kita minta dibuatkan tim peneliti independen khusus memeriksa kasus tersebut," kata menteri Sugawara.
Selain itu Menteri Sugawara juga mengaku masih tidak tahu kebenaran apa yang diucapkan pimpinan Kepco saat ini.
"Jadi ya harus dilihat dulu nanti hasil pemeriksaan independen nanti," kata dia.
Baca: Lima Karyawan PT Dirgantara Indonesia Jual Suku Cadang Pesawat Senilai Rp 5,4 Miliar
Baca: Beredar Video DJ Bebby Fey Beradegan Panas, si Pria Bukan Atta Halilintar
Baca: Warga Asal Cirebon Sedang Beristirahat di Kapal Saat Jembatan di Taiwan Ambruk Hingga Menewaskannya
Kasus korupsi melibatkan banyak pimpinan Kepco melibatkan nilai 375 juta yen termasuk koin emas tersebut.
Paling banyak menerima sogokan adalah Suzuki, Direktur Marketing tenaga nuklir Kepco mendapat 123,67 juta yen.
Kemudian wakil CEO Toyomatsu mendapat uang sogokan sebesar 110,57 juta yen.
Uang tersebut diterima dari mantan Wakil Wali Kota Takahama Perfektur Fukui, Eiji Moriyama.
Eiji Moriyama diketahui telah meninggal dunia Maret 2019 dalam usia 90 tahun.
Perusahaan konstruksi di Takahama bernama Yoshida Development memberikan sekurangnya 3 miliar yen untuk pekerjaan sebagai bagian dari proyek pembangkit listrik tenaga nuklir di Takahama Perfektur Fukui antara 2015 dan 2018 kepada Moriyama yang kemudian menyampaikan kepada bos Kepco.
Kasus ini terbongkar karena penerima proyek pembangunan pembangkit nuklir Kepco selalu kontraktor yang sama selama tiga tahun berturut-turut, sehingga dicurigai banyak pihak.
"Apalagi setelah orang kuat di Takahama, Moriyama meninggal dunia, terbukalah semua kasus korupsi tersebut," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (4/10/2019).