News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gerakan Lengserkan Donald Trump Makin Kuat, Mayoritas Pemilih Partai Demokrat Setuju

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Amerika Serikat Donald Trump

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Posisi politik Presiden Amerika Serikat (AS) makin terpojok. Hasil jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan, sebagian besar konstituen Partai Demokrat ingin memakzulkan Donald Trump.

Bahkan jika itu berarti harus melemahkan peluang partai mereka memenangkan kembali tiket ke Gedung Putih dalam pemilihan tahun 2020 mendatang.

Jajak pendapat, yang dilakukan pada Senin (7/10) dan Selasa (8/10) menemukan bahwa 55% dari konstituen Partai Demokrat mengatakan para pemimpin Partai Demokrat harus maju terus dengan pemakzulan.

Bahkan kalau harus melalui proses panjang dan mahal yang dapat melemahkan peluang Demokrat untuk memenangkan kursi kepresidenan pada tahun 2020.

Dan bahkan jumlah yang lebih tinggi yakni 66% dari pemilih Demokrat, setuju bahwa Kongres AS harus mengejar pemakzulan terhadap Trump.

Secara keseluruhan, jajak pendapat menemukan dukungan untuk impeachment tetap tidak berubah secara keseluruhan di antara semua orang Amerika yakni sebesar 45% sejak minggu lalu.

Tetapi oposisi terhadap impeachment turun 2 poin persentase dari minggu lalu menjadi 39%.

Di antara mereka yang mengaku sebagai pemilih Demokrat, sebanyak 79% diantaranya menyatakan Trump harus dimakzulkan, naik 5 poin persentase dari jajak pendapat serupa yang berlangsung 26-30 September 2019.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan PM Jepang Shinzo Abe (kanan) dalam pertemuan Jumat (28/6/2019) pagi. (Mainichi)

Hanya 12% dari pemilih Partai Republik dan sekitar 1 dari 3 orang independen mendukung pemakzulan, sebagian besar tidak berubah dari minggu lalu.

Dukungan untuk memakzulkan Trump telah meningkat sejak akhir September setelah seorang pejabat intelijen AS yang tidak dikenal mengajukan pengaduan yang menuduh Presiden Trump menekan Ukraina untuk menjerat calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden dan putranya dalam penyelidikan kasus korupsi.

Biden, mantan wakil presiden AS merupakan favorit awal untuk memenangkan nominasi calon presiden AS dari Partai Demokrat.

Baca: Gatot Nurmantyo: Kalau TNI-Polri Dibenturkan, Presiden Akan Kehilangan Dua Tangannya

Dari jajak pendapat menunjukkan Biden lebih unggul daripada kandidat Partai Demokrat lainnya termasuk Senator Elizabeth Warren dan Bernie Sanders.

Pengaduan whistleblower, dikecam oleh Trump sebagai "perburuan penyihir" yang dilakukan oleh musuh-musuh politiknya.

Baca: KPK Periksa Arsitek Ternama Budi Pradono di Kasus Suap Menpora Imam Nahrawi

Trump mengatakan dia bertindak dalam tugasnya untuk memberantas korupsi. Pekan lalu, Trump juga menyatakan China juga harus menyelidiki Biden.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kiri) dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kanan) di daerah DMZ (zone demiliterisasi) (Foto NBC/Richard Susilo)

Secara keseluruhan, jajak pendapat Reuters/Ipsos menunjukkan sebanyak 51% dari semua orang Amerika setuju bahwa Trump "menekan" Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk menyelidiki Biden, sementara 27% tidak setuju.

Baca: Karena Dugaan Kelainan Mental, Efendi Dikurung Orangtuanya di Bekas Kandang Ayam Sejak Lahir

Dan 59% setuju Kongres AS harus menyelidiki Presiden Trump. Hasil poling itu juga menunjukkan, sebanyak 39% mengatakan mereka menyetujui pekerjaan yang dilakukan Trump dan 55% tidak setuju.

Elaine Kamarck, seorang rekan senior di Brookings Institution, mengatakan jajak pendapat menunjukkan berapa banyak pemilih Demokrat telah berada di baris belakang Ketua Kongres AS Demokrat Nancy Pelosi dalam melakukan penyelidikan impeachment.

"Panggilan telepon itu (antara Trump dan Zelensky) mengubah segalanya," kata Kamarck seperti dikutip Reuters.

Pemilih Demokrat Moneque Jarmon, 51, dari Philadelphia mengatakan dia ragu Trump akan dicopot dari jabatannya melalui proses pemakzulan. Tetapi penting untuk menetapkan preseden bahwa presiden bertanggung jawab atas tindakannya.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump berjabat tangan dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Sofitel Metropole Hotel, Hanoi, Vietnam, Rabu (27/2/2019). (FOXNEWS)

"Fakta bahwa dia men-tweet setiap beberapa menit, perilaku berisiko yang dia lakukan - dia beriklan bahwa dia bisa melakukan apa pun yang dia inginkan, seperti dia presiden dan tidak ada yang bisa menyentuhnya," katanya. "Semakin lama dia tinggal di sana, semakin banyak kerusakan yang akan dia lakukan."

Jajak pendapat Reuters/Ipsos dilakukan secara online, dalam bahasa Inggris, di seluruh Amerika Serikat. Ini mengumpulkan tanggapan dari 1.118 orang dewasa, termasuk 454 yang mengidentifikasi sebagai pemilih Demokrat dan 457 yang mengidentifikasi sebagai pemilih Republik. Survei ini memiliki interval kredibilitas, ukuran presisi 5 poin persentase.

Reporter: Khomarul Hidayat
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Mayoritas pemilih Partai Demokrat ingin Donald Trump dilengserkan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini