TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi dilaporkan tewas setelah serangan militer Amerika Serikat (AS) di Suriah.
Baghdadi, yang nama sebenarnya adalah Ibrahim Awwad Ibrahim Ali Muhammad Al-Badri Al-Samarrai, diduga melakukan aksi bunuh diri dengan meledakkan rompi bom bunuh diri, ketika pasukan operasi khusus AS turun melakukan serangan.
Baca: Pengakuan Pembunuh PNS yang Jasadnya Dicor: Saya Habiskan Beli Minuman Keras untuk Lupakan Kejadian
Aksi bom bunuh diri itu dilakukan Baghdadi setelah mengetahui dirinya tak mungkin lagi untuk melarikan diri dari kepungan dan serbuan pasukan khusus AS.
Baghdadi disebut tewas bersama dua istrinya. Anak yang diyakini masih hidup.
Penyerbuan, yang dimulai setelah tengah malam itu, memang menargetkan Baghdadi dan keluarganya yang diduga tinggal di desa Barisha di Provinsi Idlib, dekat perbatasan Turki.
Dalam video serangan militer itu, terdengar suara helikopter dan kontak tembak.
Kantor berita resmi Turki, Anadolu mengatakan delapan helikopter AS dan dua drone berpartisipasi dalam operasi militer.
Pejabat Turki mengatakan mereka memiliki tahu mengenai operasi tersebut.
Turki memiliki informasi Baghdadi telah tiba di lokasi, dimana ia dilaporkan meninggal.
Baca: Lionel Messi dan Mohamed Salah Miliki Ketidaksukaan yang Hampir Mirip
Majalah AS Newsweek, yang pertama kali melaporkan berita itu, mengatakan telah diberitahu oleh seorang pejabat Angkatan Darat AS yang memberi penjelasan tentang penyerbuan tersebut.
Trump akan Beri Pernyataan
Baca: Lionel Messi dan Mohamed Salah Miliki Ketidaksukaan yang Hampir Mirip
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump akan memberikan pernyataan mengenai kabar tewasnya pemimpin Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) Abu Bakr Al-Baghdadi, pada Minggu (27/10/2019).
Melansir media Euronews, Minggu (27/10/2019), Trump akan menyampaikan keterangan pada pukul 09.00 waktu setempat.
Pada Sabtu (26/10/2019) malam, Trump memberikan postingan di Twitter.
"Sesuatu yang sangat besar baru saja terjadi! " katanya di Twitter.
Kantor media The Associated Press (AP) mengutip keterangan seorang pejabat AS yang mengatakan, pada Sabtu (26/10/2019), al-Baghdadi menjadi target dalam serangan militer di Provinsi Idlib, Suriah.
Juru bicara Gedung Putih, Hogan Gidley menjelaskan, Trump akan memberikan pernyataan utama pada Minggu (27/10/2019) pukul 09.00 waktu setempat.
Jika tewasnya al-Baghdadi terkonfirmasi, maka keberhasilan operasi bisa menjadi nilai positif besar bagi Trump.
Sebelumnya, al-Baghdadi juga pernah dikabarkan tewas dalam operasi militer.
Baca: Luasnya 5 Hektar, Rumah Susi Pudjiastuti Dihuni 400 Pegawai, Terungkap Fakta Mengejutkan di Dalamnya
Namun kemudian tidak terbukti dan dinyatakan masih hidup.
Kejadian itu terjadi pada Mei lalu, saat Rusia yakin al-Baghdadi sudah tewas dalam serangan mereka di Suriah.
Siapa al-Baghdadi?
Al-Baghdadi diperkirakan lahir di Samarra, di utara Baghdad, pada 1971.
Sejumlah laporan menyebutkan ia adalah ulama yang aktif di masjid di Samarra ketika koalisi pimpinan AS melancarkan invasi pada 2003.
Ada yang mengatakan ia aktif di dalam gerakan Islam militan, ketika Saddam Hussein berkuasa.
Informasi lain menyebutkan, ia mengadopsi paham radikal saat ditahan di Kamp Bucca, -fasilitas penahanan AS di Irak selatan yang banyak dihuni oleh komandan-komandan al-Qaida.
Ia adalah pemimpin kelompok di tubuh al-Qaida yang kemudian berubah nama menjadi ISIS pada 2010.
Pada Oktober 2011, Washington secara resmi menyatakannya sebagai teroris dan menawarkan hadiah 25 juta dollar AS bagi siapa pun yang bisa menyediakan informasi yang berujung pada kematian atau penangkapan al-Baghdadi. (AP/CNN/BBC/Reuters/France 24)