Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menonton serangan yang menewaskan pemimpin ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi di Suriah, Sabtu (27/10/2019) malam.
Trump mengandaikan seolah-olah sedang menonton film.
Baca: Trump Ungkap Kematian Tragis Pimpinan ISIS al-Baghdadi
Dan dia menyarankan agar video tersebut dirilis ke publik untuk memerangi sisa pengikut al-Baghdadi.
Trump mengatakan ia melihat banyak situasi dalam misi pada Sabtu malam dari Gedung Putih.
Trump mengatakan AS telah memantau pergerakan al-Baghdadi selama beberapa minggu.
Baca: Trump Umumkan Pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi Tewas dalam Operasi Militer AS di Suriah
Dia mengatakan selama penyerbuan, pasukan AS terbang rendah dan bergerak cepat dan menyerbu pada titik lokasi keberadaan pemimpin ISIS.
Trump juga menyarankan bahwa rekaman serangan militer AS itu dapat dirilis secara terbuka sehingga dunia tahu "Al-Baghdadi menghabiskan saat-saat terakhirnya menangis, merengek dan berteriak." (AP)
Al-Baghdadi tewas bersama dua istrinya
Baghdadi, yang nama sebenarnya adalah Ibrahim Awwad Ibrahim Ali Muhammad Al-Badri Al-Samarrai, diduga melakukan aksi bunuh diri dengan meledakkan rompi bom bunuh diri, ketika pasukan operasi khusus AS turun melakukan serangan.
Baca: Pengakuan Pembunuh PNS yang Jasadnya Dicor: Saya Habiskan Beli Minuman Keras untuk Lupakan Kejadian
Aksi bom bunuh diri itu dilakukan Baghdadi setelah mengetahui dirinya tak mungkin lagi untuk melarikan diri dari kepungan dan serbuan pasukan khusus AS.
Baghdadi disebut tewas bersama dua istrinya. Anak yang diyakini masih hidup.
Penyerbuan, yang dimulai setelah tengah malam itu, memang menargetkan Baghdadi dan keluarganya yang diduga tinggal di desa Barisha di Provinsi Idlib, dekat perbatasan Turki.
Dalam video serangan militer itu, terdengar suara helikopter dan kontak tembak.
Kantor berita resmi Turki, Anadolu mengatakan delapan helikopter AS dan dua drone berpartisipasi dalam operasi militer.
Pejabat Turki mengatakan mereka memiliki tahu mengenai operasi tersebut.
Turki memiliki informasi Baghdadi telah tiba di lokasi, dimana ia dilaporkan meninggal.
Baca: Lionel Messi dan Mohamed Salah Miliki Ketidaksukaan yang Hampir Mirip
Majalah AS Newsweek, yang pertama kali melaporkan berita itu, mengatakan telah diberitahu oleh seorang pejabat Angkatan Darat AS yang memberi penjelasan tentang penyerbuan tersebut.
Al-Baghdadi diperkirakan lahir di Samarra, di utara Baghdad, pada 1971.
Sejumlah laporan menyebutkan ia adalah ulama yang aktif di masjid di Samarra ketika koalisi pimpinan AS melancarkan invasi pada 2003.
Ada yang mengatakan ia aktif di dalam gerakan Islam militan, ketika Saddam Hussein berkuasa.
Informasi lain menyebutkan, ia mengadopsi paham radikal saat ditahan di Kamp Bucca, -fasilitas penahanan AS di Irak selatan yang banyak dihuni oleh komandan-komandan al-Qaida.
Ia adalah pemimpin kelompok di tubuh al-Qaida yang kemudian berubah nama menjadi ISIS pada 2010.
Pada Oktober 2011, Washington secara resmi menyatakannya sebagai teroris dan menawarkan hadiah 25 juta dollar AS bagi siapa pun yang bisa menyediakan informasi yang berujung pada kematian atau penangkapan Al-Baghdadi. (AP/CNN/BBC/Reuters/France 24)