Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Japan Fair Trade Commission (FTC) atau Komisi Perdagangan Adil Jepang mulai menyelidiki keluhan masyarakat kepada Tabelog, karena dicurigai menyesatkan masyarakat Jepang.
Tabeolg adalah situs pemberi rekomendasi makanan kepada masyarakat Jepang.
"Benar FTC mulai menyelidiki situs tersebut," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (29/10/2019).
Tabelog dicurigai menyesatkan pilihan masyarakat dengan memberikan penilaian berupa bintang-bintang kepada restoran yang enak atau tidak enak dimakan. Enak dimakan dengan bintang tiga, atau empat dan seterusnya.
Sistem bayar juga diberlakukan Tabelog bagi restoran yang ingin tercantum di situsnya tersebut.
Baca: Diajak Menikah Malah Pelan-pelan Menjauh, Wajah Pria Ini Rusak karena Disiram Air Keras Kekasihnya
Baca: Kebuntuan 14 Tahun Berakhir, Valentino Rossi Ikut Senang Dalla Porta Jadi Juara Dunia Moto3 2019
Namun Tabelog membantah dengan membayar banyak bintang jadi tambah banyak yang berarti tambah enak atau tambah direkomendasikan restoran tersebut.
"Tidak ada kaitan bintang tersebut dengan pembayaran uang bulanan Tabelog," ungkap sumber di Tabelog Jepang.
Banyak anggota masyarakat Jepang apabila mau makan di restoran mengacu kepada jumlah bintang yang diberikan situs semacam Tabelog (anak perusahaan Kakaku.com).
Tambah banyak bintang yang berarti tambah direkomendasikan dan tambah enak biasanya mempengaruhi masyarakat untuk datang ke restoran tersebut.
Baca: Pekerja Proyek KEK Bintan Tewas Tertimpa Alat Berat
Baca: Redi Terpaksa Bunuh Adiknya yang Hendak Menikam Tubuh Sang Ibu
Pembayaran langganan hanya untuk pencantuman situs restoran yang bersangkutan ke situs Tabelog, tanpa ada pengaruh kepada komentar rekomendasi Tabelog, bantahan dari Tabelog.
Namun beberapa warga Jepang yang dihubungi Tribunnews.com juga mempertanyakan hyoka atau komentar penilaian (bintang) yang diberikan Tabelog karena beberapa kali tidak benar.
"Saya kira enak karena bintang tiga setengah. Begitu ke sana ternyata biasa saja restoran itu. Rasa makanannya juga biasa saja. Mengapa bisa ya diberikan tiga bintang setengah kepada restoran seperti gitu," ungkap sumber Tribunnews.com, Selasa (29/10/2019).