Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Warga Jepang kini mencari tahu semua hal mengenai Menteri Kehakiman Jepang yang baru, Mariko Mori (55) karena kecantikannya.
"Apakah ada kasus terhadapnya atau tidak kini banyak dicari banyak pihak terutama kalangan oposisi Jepang. Salah satunya karena kecantikannya, bukan tidak mungkin ada kasus selingkuh, uang dan kasus lain," ungkap sumber Tribunnews.com, Jumat (1/11/2019).
Mori Masako, lahir di Iwaki Fukushima tanggal 22 Agustus 1964.
Dia adalah putri dari seorang politisi Jepang dari Partai Demokrat Liberal (LDP), anggota parlemen majelis tinggi dalam Diet (Badan Legislatif Nasional).
Mori Masako terpilih menjadi anggota dewan untuk pertama kalinya pada tahun 2007 setelah mencalonkan diri sebagai gubernur Prefektur Fukushima pada tahun 2006.
Baca: Pesta Halloween di Shibuya Tokyo Jepang, 9 Orang Ditangkap Termasuk Anak Berusia Belasan Tahun
Baca: Yasunori Kagoike: PM Jepang Shinzo Abe Kurang Bisa Dipercaya
Nama aslinya adalah Masako Miyoshi (三好 雅子 Miyoshi Masako).
Dia adalah ibu dari dua anak dan seorang pengacara.
Mori lulus dari Universitas Tohoku, lulus ujian pengacara pada tahun 1992, lalu kuliah di Fakultas Hukum Universitas New York sebagai peneliti tamu.
Pada tahun 2005, Mori Masako bergabung dengan Badan Layanan Keuangan dan pada tahun 2006, mencalonkan diri sebagai gubernur Prefektur Fukushima yang berakhir tidak berhasil karena kalah dari Gubernur Yuhei Sato.
Pada tahun 2007, Mori Masako memasuki Majelis Tinggi dan telah menjadi wakil ketua komite yudisial LDP dan ketua Komite Majelis Tinggi tentang Pengawasan Administrasi.
Baca: PM Jepang Kecam Keras Peluncuran Peluru Kendali Korea Utara
Baca: Uguisujo Jadi Terkenal Setelah Kasus Anri Kawai, Istri Mantan Menteri Kehakiman Jepang
Mori Masako terutama berfokus pada hak-hak konsumen sepanjang karirnya dan telah berupaya keras untuk mencoba memulihkan wilayah yang rusak di wilayah Tohoku yang disebabkan oleh gempa bumi dan tsunami Tohoku Maret 2011.
Pada tanggal 26 Desember 2012, Mori diangkat ke kabinet kedua Perdana Menteri Shinzo Abe sebagai Menteri Negara untuk Tingkat Kelahiran yang Menurun dan Urusan konsumen.
Kini posisinya yang cukup tinggi sebagai Menteri Kehakiman menjadikan tanda tangan yang sangat besar baginya karena termasuk juga memutuskan hukuman mati yang menunggu saat ini bagi beberapa orang di dalam penjara Jepang.