TRIBUNNEWS.COM - Para pengunjuk rasa pro-demokrasi di Hong Kong masih bertahan melakukan aksi mereka.
Bahkan terdapat kelompok pengunjuk rasa yang masih berada di dalam Universitas Politeknik Hong Kong, yang merencanakan aksi melarikan diri dari pengepungan polisi.
Dilansir dari laman The Straits Times, Rabu (20/11/2019) para pengunjuk rasa merencanakan aksi melarikan diri melalui bawah tanah, yakni melalui saluran pembuangan (got).
Disebutkan mereka terpaksa melakukan aksi kabur melalui got gelap tersebut lantaran polisi telah mengepung kampus tersebut setidaknya selama tiga hari.
Dan dikabarkan polisi berniat untuk menangkap para pengunjuk rasa tersebut.
Para pengujuk rasa pun mempersiapkan secara matang aksi pelarian diri tersebut, mereka membawa lampu penerangan.
Bahkan melilitkan perban tebal di lutut mereka, agar nyaman saat merangkak saat melarikan diri melalui got gelap tersebut.
Para wartawan AFP melihat satu kelompok berlutut berlatih merangkak.
Kelompok lain saling berpeluka, saling memberikan semangat akan aksi mereka.
"Orang-orang di luar tidak bisa membantu kami, Jadi apa yang bisa kita lakukan?" kata seorang pengunjuk rasa kepada televisi lokal ketika ia bersiap untuk turun ke selokan.
Seorang pengunjuk rasa menggunakan masker gas, dan semacam plastik yang melingkari lengannya, membawa lampu penerangan saat ia turun menuruni anak tangga ke dalam kegelapan bawah tanah.
Keputusasaan telah menghantui para pengunjuk rasa selama dua hari sejak kampus pusat kota tersebut dikepung polisi.
"Kita bisa melewati hari ini ... Saya tidak tahu tentang besok," ujar Fung (43), seorang sukarelawan yang membantu memberi makan para pengunjuk rasa di kantin kampus, kepada AFP, Senin (18/11/2019).
Pada Senin malam, belasan pengunjuk rasa dengan pakaian sipil turun beberapa meter ke jalan layang, melakukan iring-iringan sepeda motor dan mengambil misi penyelamatan.
Polisi mengatakan 37 pengujuk rasa dan pengemudi sepeda motor itu kemudian ditangkap, tetapi banyak lainnya yang diduga telah melarikan diri.
Sebelumnya pada hari Senin, sejumlah pengunjuk rasa menghadapi pukulan-pukulan dari polisi anti huru hara Hong Kong ketika mereka beraksi di jalanan.
Beberapa melarikan diri tetapi ada juga yang menerima serangan dari polisi, tendangan dan pukulan tongkat.
Pada hari Selasa (19/11/2019), sekelompok orang sekitar 20 pengunjuk rasa yang telah pindah dari kampus ke sebuah bangunan komersial terdekat, halĀ tersebut dilakukan setelah polisi anti huru hara meninggalkan pos mereka.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)