TRIBUNNEWS.COM,MADRID-Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong memastikan, diplomasi melalui peran para negosiator dalam perhelatan UN Climate Change COP25 atau Konferensi Perubahan Iklim yang diadakan di Kota Madrid, Spanyol menjadi hal yang sangat penting
"Kita punya negosiator hampir 40 sampai 50 yang terbagi dalam 13 tematik negosiasi. Kita akan perjuangkan di COP25 ini," Wamen Alue Dohong memastikan disela-sela acara Konferensi Perubahan Iklim yang akan diselenggarakan hingga 12 Desember mendatatang.
Salah satu aspek yang paling krusial adalah tentang artikel 6 dalam Paris Agreement. Dua hal yang akan diperjuangan, mekanisme pasar dan non pasar.
Baca: Cak Imin Hadiri Konferensi Perubahan Iklim di Kota Madrid
"Dan tentu mekanisme pasar ini biasanya yang paling hangat negosiasinya.Karena kegunaan mekanisme pasar dalam mencapai Paris Agreement itu, sangat dinamis," ungkap Wamen Alue Dohong.
Indonesia memastikan komitmennya dalam rangka pengurangan emisi. 29 persen mengurangi emisi dengan cara sendiri dan 41 persen dengan dukungan dari negara lain.
Wamen Alue Dohong memastikan kembali sudah mempersiapkan strategi khusus untuk mendapat dukungan dari negara-negara lain dalam rangka pengurangan emisi ini.
Baca: Wamen Alue Dohong Pimpin Delegasi Konferensi Perubahan Iklim di Madrid Spanyol
"Tentu akan kita lihat, perubahan iklim adalah suatu fakta yang tidak bisa dinegosiasi lagi," tegas Wamen Alue Duhong.
"Indonesia negara kepulauan. KIta punya 13 ribu lebih pulau. Kalau kita tidak peduli terhadap perubahan iklim, bisa jadi pulau kita banyak mengalami masalah akibat peningkatan suhu global yang mengakibatkan muka air laut kita naik," lanjutnya.
"Artinya, kita dukung upaya negara negara kepulauan, untuk berjuang menekan penurunan emisi bersama-sama,"katanya lagi.
Baca: Al Gore dan Pesona Indonesia di Konferensi Perubahan Iklim di Kota Madrid
Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan, peran Indonesia sangat penting ikut bernegosiasi dengan negara-negara lain di ajang ini.
Ditegaskan, aksi nyata dari ancaman perubahan iklim akibat pengaruh emisi dan perubahan lingkungan, panas global yang merata,membahayakan bumi serta dan kehidupan manusia diperlukan.
Dibutuhkan keterlibatan semua pihak dan semua sektor untuk mengurangi emisi yang memberikan kontribusi terhadap pemanasan global.
Nampaknya ancaman perubahan iklim belum menjadi kesadaran, terutama masyarakat kita terutama masyarskat industri, masyarakat pada umumnya.
"Dengan pertemuan COP25 ini kita berkewajiban ini melibatkan semua pihak membuat aksi nyata. Mau tidak mau, semua terlibat dalam mengurangi pemanasan," kata Cak Imin.
Indonesia, katanya lagi harus proaktif m enjadi bagian menjaga pemanasan global.
"Indonesia dalam COP25 ini harus ngotot ikut bernegosiasi menentukan kewajiban negara-negara di dunia. Indonesia dan peran kita sangat strategis dan sangat diperhitungkan. Tidak hanya dituntut, tapi juga menuntut peran dari negra lain," tegas Cak Imin lagi.