Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Dukungan masyarakat Jepang terhadap PM Jepang Shinzō Abe tetap kuat karena oposisi lemah dan tak ada proposal yang menarik untuk membangkitkan Jepang dengan lebih baik lagi serta keadaan masyarakat yang semakin frustrasi dengan kehidupannya saat ini.
“Tidak ada dampak pada ekonomi meskipun terjadi gejolak politik seperti kasus Pesta Melihat Sakura yang diributkan parlemen baru-baru ini,” ungkap Masaaki Kanno, chief economist Sony Financial Holdings, kepada Tribunnews.com siang ini (16/12/2019).
Upaya PM Abe di bidang Ekonomi memang sudah bagus menurutnya, namun untuk beberapa kasus seperti Pesta Melihat Sakura atau kasus Moritomo Gakuen dan Kakei Gakuen, dianggapnya lemah dalam penjelasan.
"Masalah yang muncul ke permukaan lemah sekali penjelasannya dilakukan oleh PM Abe, termasuk masalah Sakuranomirukai (Pesta Melihat Sakura) baru-baru ini," tambahnya.
Namun masyarakat tak bisa apa-apa dan semakin merasa frustrasi dengan masa tuanya saat ini.
"Sementara dari kalangan oposisi tidak ada yang bagus dalam proposalnya untuk memajukan negara Jepang. Oposisi lemah saat ini sehingga melihat satu-satunya pemimpin yang bis atetap memegang Jepang adalah PM Abe sehingga dukungan tetap kuat jadinya," ungkapnya lebih lanjut.
Kanno melihat masa depan kalangan usaia lanjut Jepang saat ini tidak sedikit yang merasa frustrasi dan prihatin merasa tidak tenang akan masa depannya.
"Sistim pensiun di Jepang harus diubah mungkin sehingga memberikan ketenangan jaminan kesejahteraan bagi kalangan lanjut usia nantinya. Saya tak yakin dengan sistim yang ada sekarang kalangan lansia bisa tetap membayar uang premi asuransinya sampai masa tuanya mendatang."
Situasi politik dan pemerintahan di Jepang memang sudah mapan, sehingga guncangan skandal atau peralihan perdana menteri sekali pun tidak akan mempengaruhi perekonomian Jepang.
"Tidak, perekonomian Jepang akan tetap berjalan baik meskipun terjadi gejolak atau skandal di dalam perpolitikan Jepang," tekannya lebih lanjut.
Hal ini dimungkinkan karena semua pelaku politik memiliki rasa tanggungjawab yang besar kepada masyarakatnya, tata krama dan etika politik yang tinggi sehingga yang tidak benar segera mengundurkan diri dan segera digantikan dengan yang terbaik lainnya.