Hingga pada 26 September 2002, seorang pria pergi ke Gunung Waryoung dan menemukan pakaian dan sepatu anak-anak.
Ia pun memanggil polisi.
Dan akhirnya, kelima bocah yang kemudian disebut "Frog Boys" (bocah katak) itu ditemukan.
Awalnya polisi menduga mereka tewas membeku, sebab saat mereka hilang hari sedang dingin dan hujan, ada kemungkinan anak-anak itu tersesat.
Kelima jasad bocah itu ditemukan saling berangkulan, kemungkinan penyebabnya agar tubuh mereka tetap hangat.
Namun orang tua bocah itu curiga.
Jasad mereka ditemukan sekitar 3 km dari rumah, jadi tidak mungkin mereka tersesat.
Selain itu, jika mereka kedinginan, mengapa mereka melapas pakaian dan sepatunya.
Tak hanya itu, polisi sudah ratusan kali mencari mereka di tempat yang sama, mengapa baru 11 tahun kemudian ditemukan?
Setelah diotopsi, teori hipotermia yang dikemukakan polisi terbukti salah.
3 dari bocah itu memiliki luka di kepalanya, seperti dipukul benda tajam.
Selain itu, ada bekas darah di 2 tulang tengkorak bocah itu, serta ditemukan lubang bekas tembakan.
Polisi merumuskan fakta baru, kelima bocah itu tak hanya hilang, tapi juga dibunuh.
Namun, setelah itu, kasus mereka tak juga berkembang.