TRIBUNJOGJA.COM, TEHERAN – Sebelum peristiwa pembunuhan Mayjen Qassem Soleimani, pemimpin spiritual Republik Islam Iran, Ayatollah Ali Khamenei mengancam akan membalas setiap serangan terhadap Iran.
Pernyataan itu disampaikan 1 Januari 2020 lewat akun Twitter-nya yang terverifikasi, menyusul serangan udara terhadap kamp Kataib Hezbollah, kelompok milisi Shiah Irak di Suriah.
Serangan udara AS itu menewaskan puluhan anggota kelompok tersebut.
Para aktivis Shiah di Irak pada 31 Desember 2019 menggelar unjukrasa besar ke Kedubes AS di Baghdad, Irak.
Sebagian pendemo merangsek masuk bagian kedutaan dan melakukan aksi pembakaran serta perusakan.
“Lihat apa yang dilakukan AS di Irak dan Suriah. Mereka merusak Hasd al-Shabi yang telah mengalahkan ISIS,” tulis Ali Khamenei lewat Twitter.
Hasd al-Shabi adalah milisi Shiah Irak yang turut dalam perang mengalahkan ISIS di Mosul dan sekitarnya.
"Republik Islam memutuskan untuk menantang dan melawan dan kami akan mempertahankan bangsa kami, kepentingan kami, martabat kami."
"Kami akan menyerang siapa saja yang mengancam kami,” lanjutnya.
Serangan yang menewaskan Mayjen Qassem Soleimani, Komandan Pasukan Al Quds Garda Republik Iran, kemungkinan akan mengubah secara drastis situasi di Irak, Suriah dan kawasan Timur Tengah umumnya.
Qassem Soleimani tewas di dekat Bandara Internasional Baghdad, Irak, bersama
Deputi Komandan Shiah Popular Mobilization Forces (PMF) Irak, Abu Mahdi al-Muhandis.
"Amerika dan Israel bertanggungjawab atas pembunuhan para mujahidin ini, Abu Mahdi al-Muhandis dan Qassem Soleimani," kata juru bicara PMF, Ahmed al-Assadi dikutip Reuters dan Sputniknews, Jumat (3/1/2020).
Mereka tewas menyusul serangan roket yang diarahkan ke iring-iringan kendaraan yang membawa mereka.
Sejumlah pengawal dari PMF juga tewas.
Menurut laporan televisi Al Sumaria, 12 tentara Irak juga terbunuh dalam operasi rahasia yang diduga dilakukan pasukan AS dan Israel.
Detail kejadian dan perkembangan lebih lanjut peristiwa ini sedang dikumpulkan informasinya.
Qassem Soleimani merupakan tokoh sangat penting yang diincar pasukan AS dan Israel.
Ia berperan memimpin pasukan dan milisi yang diterjunkan dalam perang di Suriah maupun Irak. (Tribunjogja.com/xna)