"Beredar video (yang katanya) proses "pembantaian" Jenderal Soleimani yang menggunakan drone.
Sistem kontrol & monitor pada drone terpisah dengan kokpit, biasa disebut ground control station (GCS).
Suara yg terdengar, jelas mrpkn rekaman tembakan dari gatling gun 25mm."
Hingga Rabu (8/1/2020), postingan tersebut mendapat 829 retweet dan 1.434 like dari warganet di Twitter.
Dari beredarnya video tersebut, komunitas Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) memberikan klarifikasinya.
Dilansir website turnbackhoax.id, MAFINDO mengatakan video tersebut merupakan hoax.
Menurut mereka, video tersebut bukan video drone terkait kematian Jenderal Qasem Soleimani.
Video itu adalah rekaman permainan “AC-130 Gunship Simulator: Special Ops Squadron”.
MAFINDO pun memberikan penjelasan lengkap terkait hoaxnya video tersebut.
"Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh anggota grup Forum Anti Fitnah, Hasut, dan Hoax (FAFHH), video tersebut sama sekali tidak terkait dengan kejadian Kepala Korps Quds Garda Revolusi Iran Jenderal Qassem Soleimani yang tewas dalam serangan udara Amerika Serikat.
Video itu sebenarnya adalah rekaman dari video game “AC-130 Gunship Simulator: Special Ops Squadron”. Permainan ini adalah simulasi yang memungkinkan pemain menjadi operator dari pesawat perang AC-130 dalam misi yang seolah terjadi pada perang Vietnam.
Kanal youtube Byte Conveyor Studios mengunggah versi asli dari video tersebut pada 25 Maret 2015." ujar MAFINDO mengklarifikasi.
Menurut MAFINDO, video tersebut juga sudah pernah menjadi bahan hoax lain pada tahun 2017.
"Sebelumnya, video yang sama juga pernah diklaim sebagai serangan tentara Irak kepada rombongan mobil militan ISIS yang hendak kabur dari kota mosul pada 23Juni 2017. Klaim ini sendiri sudah pernah diperiksa faktanya oleh anggota FAFHH pada 1 Juli 2017."
(Tribunnews.com/Maliana)