TRIBUNNEWS.COM, IRAN - "Pasukan Pengawal Revolusi Islam", itulah julukan Garda Revolusi di Iran.
Sebuah organisasi paramiliter yang sangat berpengaruh di negara itu.
Apalagi di tengah memanasnya situasi Timur Tengah dengan AS, pasukan rahasia Iran itu kabarnya baru saja meluncurkan rudal ke pangkalan militer AS di Irak kemarin.
Nah, baru saja parlemen Iran memutuskan penambahan anggaran organisasi itu secara mencolok.
Selain pengaruh politik, Garda Revolusi juga menggerakkan perekonomian.
Baca: Mengenal Pasukan Elite Garda Revolusi Iran yang Ditakuti Amerika dan Sekutunya
Empat yayasan Garda Revolusi menguasai lebih dari 60 persen perekonomian, kata Behzad Nabavi, politisi reformis yang dulu pernah menjabat wakil ketua parlemen.
Keempat yayasan yang disebut-sebut oleh Behzad Nabavi adalah:
- "Khatam El-Anbiya", unit bisnis Garda Revolusi.
- "Setad Ejarie farmene Imam", yang antara lain menguasai sektor perbankan, minyak dan telekomunikasi.
- Bonyade Mostafazin, yang modalnya berasal dari harta sitaan dari anggota rezim Shah Pahlevi.
- Astan-e Qods-e Razavi, yang memiliki lebih 50 perusahaan dan pabrik.
Keempat yayasan beroperasi di zona abu-abu antara bisnis pribadi, bisnis negara, bisnis militer dan bisnis keagamaan.
"Dari bentuk organisasi, kebanyakan bank di Iran adalah perseroan", kata Michael Tockuss, Direktur Kamar Dagang Jerman-Iran yang berkedudukan di Hamburg.
"Tapi sahamnya sering dimiliki oleh perusahaan negara". Itu sebabnya, banyak jajaran pimpinannya berasal dari militer atau kalangan pemerintahan. Di banyak perusahaan swasta, hal itu memang lumrah. Banyak perusahaan yang dipimpin "sampai tiga pensiunan jenderal", katanya.