TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Amerika Serikat menargetkan pimpinan komandan Iran lain, sebelum menewaskan Jenderal Iran Qasem Soleimani.
Pembunuhan pada komandan Iran lain itu sedianya dilancarkan di hari yang sama dengan serangan rudal kepada Soleimani, namun gagal, seperti dikutip dari Associated Press pada Sabtu (11/1/2020).
Komandan yang gagal dibunuh rezim Trump itu adalah Abdul Reza Shahlai.
Shahlai merupakan komandan tingkat atas di Garda Revolusi Iran.
Pejabat AS yang tidak ingin disebutkan namanya tak mengatakan lebih lanjut kenapa misi tersebut gagal.
Baca: Trump Dituding Jadikan Kasus Iran Sebagai Propaganda Kampanye Agar Terpilih Lagi Jadi Presiden AS
Namun, pembunuhan kepada Shahlai didasari untuk melumpuhkan angkatan bersenjata Quds milik Iran.
AS menilai Quds termasuk organisasi teror.
Diketahui, Pemimpin militer Iran Qasem Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi al-Muhandis, tewas dalam serangan rudal Amerika Serikat di Bandara udara di Baghdad, pada aksi Jumat (3/1/2019).
Dikutip dari AFP, Pentagon menyatakan, serangan tersebut merupakan arahan dari Presiden AS Donald Trump.
Trump membela diri, pembunuhan itu dilakukan untuk membela diri atas nama rakyat AS.
Sejak itu, kedua hubungan negara memanas dan sempat saling berbalas serangan.