TRIBUNNEWS.COM - Sejak virus corona merebak, sejumlah rumah sakit di Wuhan dipenuhi pasien.
Bahkan dari foto dan video yang beredar di media sosial, terlihat suasana yang sangat chaos di rumah sakit-rumah sakit setempat akibat membeludaknya pasien yang diduga terkena inveksi virus corona.
Semua orang yang mengalami demam dan gejala menjurus virus corona ingin segera mendapatkan penanganan medis dengan cepat.
Sejauh ini dilaporkan korban tewas akibat virus corona sudah mencapai 80 orang, sementara 2.700 lainnya terinveksi virus tersebut.
Staf medis di rumah sakit berada di garis depan penyakit terbaru ini di Wuhan terutama menjadi garda terdepan. Mereka bekerja tanpa lelah untuk membantu orang lain.
Staf medis ini bekerja tanpa kenal lelah dan tanpa pamrih untuk merawat pasien dan menjaga agar virus Wuhan tetap tertangani.
Namun, tidak semua orang tahu bagaimana menghargai mereka sebagaimana yang terjadi di Shijiazhuang, Hubei.
Dilansir Tribunjogja.com dari Worldofbuzz dari Yahoo TW, seorang netizen China membagikan tangkapan layar dari percakapan mereka dengan seorang teman yang bekerja di rumah sakit.
Dia tidak diizinkan untuk mengambil liburan selama musim Tahun Baru Imlek ini karena banyak pasien yang menunggu di atas geladak untuk ditangani.
Staf medis mengatakan kepada temannya bahwa dia menjumpai seorang pasien yang sedang demam di rumah sakit dengan ramah ia memberinya masker untuk mencegah penularan ke orang lain.
Dia berkata, “Ada banyak orang sakit di rumah sakit. Karena Anda sakit dan sistem kekebalan tubuh Anda lemah sekarang, jadi pakailah masker untuk mencegah penyebaran virus, "
Tiba-tiba, pria itu mengamuk dan melempar masker dan meludahinya. Dia berteriak padanya, "Aku sudah sakit, apa gunanya memakai topeng sekarang?" Itu sangat buruk!
Dia kemudian berkata kepada staf medis yang tidak bersalah, "Jika aku tidak bisa hidup lagi maka kalian semua akan mati bersamaku juga."
Disinyalir pria itu marah karena petugas medis kurang.