TRIBUNNEWS.COM - Hampir 250 Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan dan wilayah Provinsi Hubei lainnya di China menunggu untuk dievakuasi oleh Pemerintah Indonesia.
Di sisi lain, para WNI khawatir jika mereka bisa dievakuasi, masyarakat Indonesia tidak akan menerima mereka karena kekhawatiran membawa virus Corona.
Dikutip Tribunnews dari SCMP, Eva Taibe, mahasiswa S3 di Central China Normal University (CCNU) menyatakan takut untuk meninggalkan Wuhan.
Diketahui, Wuhan merupakan kota pusat penyebaran virus Corona yang telah menewaskan lebih dari 100 orang dan menginfeksi ribuan orang.
Eva Taibe mengatakan pemerintah China masih mengizinkan warga untuk meninggalkan rumah secara berjalan kaki, mengingat bus dan kereta bawah tanah telah diperintakan berhenti beroperasi.
"Jalan-jalan sepi, hanya suara sirene ambulans bolak balik di sekitar kota," kata mahasiswa psikologi berusia 37 tahun ini.
Menurut Eva Taibe, sebagian besar toko tutup dan hampir seluruh kendaraan pribadi dilarang beroperasi di jalan.
Meski demikian, masih terdapat beberapa taksi dan kendaraan lain terlihat di jalanan.
Eva Taibe yang tinggal di Wuhan sejak 2016 dan teman-temannya dari Indonesia telah meminta BKRI di Beijing untuk mengirim makanan, obat-obatan, dan vitamin C ke Wuhan.
Mereka juga meminta pemerintah untuk mengevakuasi mereka.
Namun, saa ini mereka masih menunggu kabar baik dari KBRI.
"Setiap hari kami berkomunikasi dengan keluarga kami di Indonesia. Mereka sangat khawatir dan kami semua juga khawatir. Jadi kami terus berkoordinasi dengan kedutaan (KBRI Beijing,-Red)," ujar dia.
Eva Taibe menegaskan, kondisi mereka di Hubei semuanya sehat-sehat saja dan saat fokus menjaga kesehatan.
Menurut Kementerian Luar Negeri, pada 27 Januari 2020, terdapat 243 WNI yang tinggal di wilayah Provinsi Hubei yang dikarantina oleh Pemerintah China terkait virus Corona.
Yakni di Wuhan, Xianning, Huangshi, Jingszhou, Xianyang, Enshi, dan Shiyan.
Sebagian besar dari mereka merupakan mahasiswa.
Pada Senin (27/1/2020), Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah mengatakan pemerintah sedang berkomunikasi dengan Pemerintah China mengenai kemungkinan evakuasi WNI yang tinggal di Hubei.
"Semuan tergantung pada konfirmasi dari Pemerintah China apakah evakuasi bisa dilakukan," kata Faizasyah.
Kemenlu saat ini menyiapkan kemungkina evakuasi sambil memastikan WNI yang ada di China dalam kondisi baik dan mendapat perhatian.
Takut untuk Pulang
Mahasiswa CCNU lainnya, Yuliannova Lestari Chaniago mengatan peluang untuk pulang sama menakutkannya dengan peluang untuk tetap tinggal di Wuhan.
"Kami tidak yakin orang Indonesia akan mau menerima kami kembali, mereka mungkin berpikir kami membawa virus," kata mahasiswa bersuai 26 tahun ini.
Chaniago telah tinggal di Wuhan sejak tiga tahun lalu.
Ia mengatakan tempat tinggalnya berjarak sekitar 30 menit perjalanan dari pasar ikan Wuhan yang diyakini sebagai pusat penyebaran virus Corona.
Saat ini, orang tua Chaniago hanya meminta kepadanya untuk tidak mengkonsumsi protein hewani dan menghindari keluar rumah jika tidak untuk keperluan yang yang penting.
Chaniago mengatakan hal itu tidak mudah karena mereka perlu keluar untuk membeli makanan dari toko toko di Wuhan yang masih buka.
(Tribunnews.com/Daryono)