TRIBUNNEWS.COM - Gerakan perlawanan Islam, Hamas, mengatakan Israel menetapkan syarat baru yang menunda kesepakatan perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza.
"Israel menetapkan isu dan kondisi baru terkait penarikan diri, gencatan senjata, tahanan, dan pemulangan pengungsi, menekankan bahwa hal ini menyebabkan penundaan mencapai tujuan perjanjian yang telah tersedia," kata Hamas dalam pernyataannya, Rabu (25/12/2024).
Hamas mengatakan negosiasi gencatan senjata tersebut sedang berlangsung di ibu kota Qatar, Doha, dengan ditengahi oleh Qatar dan Mesir.
Sementara itu, surat kabar Israel Hayom melaporkan kemajuan yang lambar dan rumit dalam negosiasi tersebut.
"Solusi sedang dibahas mengenai tuntutan Hamas agar Israel menarik diri dari poros Netzarim dan Philadelphia," lapor Israel Hayom.
Sebelumnya surat kabar Haaretz melaporkan pendudukan Israel setuju untuk membebaskan 200 tahanan Palestina yang dijatuhi hukuman penjara seumur hidup, namun Hamas dan Israel masih berbeda pendapat mengenai daftar tahanan yang akan dibebaskan.
Channel13 Israel sebelulmnya melaporkan Israel kemungkinan akan menolak untuk membebaskan Marwan Barghouti, salah satu anggota senior perlawanan yang berada di penjara Israel.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 45.361 jiwa dan 107.803 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (25/12/2024) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dariĀ Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
Baca juga: PM Israel Netanyahu Klaim Ada Kemajuan Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza, Apa Kata Hamas?
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel