TRIBUNNEWS.COM - Seorang imigran asal Filipina mendadak viral setelah mengisahkan pengalamannya hidup di Australia.
Tak mesti berkehidupan mewah, ia mengungkap sisi kehidupan lain sebagai pembersih toilet.
Kisahnya semakin viral lantaran ditulis saat merayakan ulang tahunnya ke-25.
Pria itu adalah Jao Jundam (25), ia menuliskan ceritanya itu dalam akun Facebooknya.
Dikutip dari Coconuts.co, Jundam mengatakan bahwa orang-orang sering berpikir dia beruntung karena tinggal di Brisbane, Australia.
Tetapi ia mengungkapkan bahwa hidup sangat sulit pada satu titik sehingga terpaksa harus bekerja sebagai tukang.
"Mereka pikir semuanya lancar dan mudah ketika saya pindah ke sini," katanya di Facebooknya.
Untuk diketahui, unggahan yang Jundam bagikan itu bahkan telah dibagikan masyarakat Facebook hampir 47.000 kali.
Lalu dikomentari sebanyak 8.000 kali.
"Tentu saja, sebagian besar posting saya adalah tentang saya keliling dunia, mencapai tujuan dalam karier dan karier saya, makan makanan terbaik yang bisa disajikan dunia dan tersenyum lebar di depan kamera."
"Mereka tidak tahu bahwa sebelum saya mulai berkeliling dunia, saya harus berjalan selama 1 jam di pagi hari saat musim dingin yang di Canberra hanya untuk bekerja dan menjual ikan di pasar Belconnen," katanya.
Dirinya juga bercerita bahwa kehidupan setelah mendapat gelar master juga tak semulus yang dipikirkan sebelumnya.
Dalam sebuah wawancara dari Facebook dengan Coconuts Manila, Jundam mengatakan dia pindah ke Australia karena perawat di Filipina dibayar hanya 236 dolar AS atau sekitar Rp 3 juta per bulan.
“Itu hanya penghasilan dua minggu untuk RN (perawat terdaftar) di Australia, dan bahkan dapat semakin meningkat dengan pengalaman dan posisi."
"Tapi jangan salah, saya suka melayani warga negara kita."
"Bahkan, ketika saya masih belajar keperawatan di Filipina, saya benar-benar mencoba yang terbaik untuk melibatkan diri saya dalam misi medis, ”katanya.
"Tapi tahukah Anda, ketika kenyataan menghantam Anda dan menunjukkan kepada Anda betapa sulitnya hidup di Filipina saat bekerja sebagai RN, Anda akan memilih kepraktisan (atas) hasrat Anda."
Jundam pindah ke Canberra, tetapi harus belajar untuk mendapatkan gelar sarjana lagi karena kualifikasinya tidak memenuhi standar Australia.
"Saat saya mendarat di Canberra, saya menjadi sangat sedih," kenangnya.
“Ada banyak tantangan dan salah satunya berusaha beradaptasi dengan budaya orang yang saya tinggali. Sistem pendidikan mereka juga sangat berbeda dari kita, ada banyak esai (dalam ujian) dan plagiarisme adalah masalah besar.
Tantangan lain adalah mencari pekerjaan.
Saya ingat mencetak lebih dari 10 resume maka saya akan pergi ke pasar untuk mendistribusikannya ke semua perusahaan. Ha ha!"
Setelah lulus, Jundam memutuskan untuk mencoba peruntungannya di Brisbane dan tinggal bersama kerabatnya.
Tetapi pekerjaan tetap sebagai perawat sama sulitnya di sana.
"Bahkan jika saya adalah seorang perawat terdaftar, saya masih tidak dapat menemukan pekerjaan RN! Ha ha!
Tetapi saya tidak ingin menjadi beban bagi kerabat saya sehingga saya menerima pekerjaan apa pun yang bisa saya peroleh.
Jadi saya adalah pembersih (toilet) untuk perusahaan kebersihan sementara (saya) melamar semua pekerjaan keperawatan. "
Jundam menjalani pekerjaan sebagai pembersih paruh waktu dengan pekerjaan perawat sementara.
Akhirnya, dia baru-baru ini mengambil posisi permanen di rumah sakit Brisbane, yang akan memungkinkannya bekerja sebagai perawat penuh waktu mulai Agustus.
Jundam memberi tahu orang-orang Filipina lainnya yang ingin berimigrasi untuk mempersiapkan diri mereka sendiri akibat beban emosional dan fisik dari belajar dan bekerja di luar negeri.
"Butuh ember untuk air mata, keringat, dan bahkan darah untuk hidup di negara yang berbeda dari kita," katanya.
“Kerinduan orang-orang yang Anda tinggalkan di Filipina akan selalu ada di sana, tidak peduli berapa kali Anda pulang untuk berlibur.
Tetapi semua perjuangan dan pengorbanan yang Anda lakukan akan membentuk Anda menjadi versi yang lebih baik dari diri Anda: seseorang yang lebih kuat dan lebih cerdas, pejuang yang lebih baik.
(Aku) akan sulit, tetapi itu akan sia-sia," tulis dia.
(Tribunnews.com/Chrysnha)