Aksi panic-buying atau kepanikan yang membuat warga menyerbu supermarket ini membuat pemerintah Singapura angkat bicara.
“Tidak ada risiko Singapura akan kehabisan stok kebutuhan pokok harian. Kami juga memiliki gudang persediaan nasional.” kata Menteri Perindustrian dan Perdagangan Chan Chun Sing.
Sementara Chief Executive FairPrice, yang juga anggota parlemen Seah Kian Peng, menyerukan agar warga menghentikan aksi belanja ini dan tidak perlu menimbun kebutuhan pokok.
“Stok kami bisa terus diperbarui. Tetapi jika semua terus membeli lebih banyak dari yang diperlukan, maka jumlahnya tidak akan pernah cukup. Mari kita tenang,” pinta Seah.
Saat Kompas.com mencoba mengecek, memang benar stok barang di supermarket Singapura diisi kembali dengan cepat oleh otoritas lokal.
Berbicara dengan warga yang ikut menyerbu supermarket, Jason mengatakan dia memutuskan membeli lebih banyak roti untuk persediaan jika terjadi apa-apa.
“Saya membeli untuk berjaga-jaga kalau misalnya keadaan memburuk hingga tidak bisa keluar rumah. Ketika keadaan itu terjadi, akan sulit memperoleh makanan.” katanya.
Namun, tidak semua warga juga berpikiran sama untuk menimbun stok makanan. Salah satunya adalah Eunice Lee.
“Benar saya ke supermarket. Namun hanya untuk membeli barang-barang yang sudah habis di rumah seperti beras dan yoghurt.” terang profesional di bidang teknologi itu.
Eunice percaya, stok yang habis akan selalu diganti dengan cepat sehingga tidak perlu panik memborong di supermarket.