TRIBUNNEWS.COM- Penembakan berantai terjadi di Thailand pada Sabtu (8/2/2020) malam di pusat perbelanjaan di Korat.
Ibu si penembak bahkan didatangkan untuk membujuk pelaku, tapi gagal.
Pelaku ternyata membawa 800 butir amunisi yang dicuri.
Insiden penembakan terjadi di pusat perbelanjaan Terminal 21 di Korat.
Pelaku adalah seorang tentara Thailand bernama Jakraphanth Thomma.
Mengutip dari BBC.com, Jakraphanth (32) awalnya membunuh komandannya sendiri, Kolonel Anantharot Krasae (48) dan ibu mertua komandannya yang berusia 63 tahun, Anong Mitchan.
Jakraphanth mencuri senjata berupa senapan serbu HK33 dan amunisi lain sebelum akhirnya melarikan diri dari kamp dengan kendaraan jenis Humvee.
Pada Sabtu (8/2/2020) pukul 18.00 waktu setempat, Jakraphant tiba di pusat perbelanjaan.
Dia terus melakukan penembakan terhadap orang-orang di sekitarnya tanpa pandang bulu.
Tak hanya itu, Jakraphant bahkan juga melakukan live di Facebook selama melakukan serangan.
Sejumlah video saat ketegangan terjadi juga beredar luas di media sosial.
Pelaku sempat menahan sandera di dalam pusat perbelanjaan tersebut.
Dalam live di Facebook-nya, Jakraphant mengunggah video saat dirinya memegang senapan.
Pelaku juga berkata, "Lelah, saya hampir tak bisa menggerakkan jari saya."
Saat penyanderaan berlangsung, banyak orang yang terperangkap di pusat perbelanjaan.
Mereka bersembunyi di bilik-bilik kamar mandi dan di bawah meja.
Aksi yang dilakukan oleh Jakraphant membuat sejumlah orang terluka dan meninggal.
Mengutip dari CNN.com, pihak kepolisian beberapa kali berusaha membujuk pelaku.
Polisi bahkan membawa ibu si pria bersenjata untuk mengajak berbicara Jakraphant.
Polisi membawa ibu penembak dari kota asalnya di Provinsi Chaiyaphum ke daerah dekat mal.
Mayor Jenderal Jirabop Puridet yang memimpin pengamanan mengatakan, ibu pelaku menyebut, berbicara dengan sang anak adalah hal yang sia-sia.
Si ibu yang tidak disebutkan namanya menyebut, Jakraphant mengalami depresi.
Jakraphant juga sosok yang memiliki temperamen sangat buruk.
Puridet juga menambahkan, Jakraphant telah mencuri 800 butir amunisi dan dua senjata pendek.
Lebih lanjut, Puridet menceritakan bagaimana proses penangkapan si pelaku.
Pihaknya harus mengambil langkah konfrontasi karena banyak orang terjebak di dalam ruangan dan kekurangan oksigen.
"Kami harus mengambil langkah mengkonfrontasi dia karena orang-orang yang terjebak di dalam ruang pembekuan mengirim pesan kepada kami, kadar oksigen sangat rendah dan mereka mati lemas."
"Jadi kita harus mengambil risiko untuk berhadapan muka dengannya muka jika tidak, orang-orang yang terjebak di dalam akan mati," katanya.
Puridet juga menyebut, aksi pengamanan Jakrapanth layaknya sebuah adegan di film Hollywood.
"Itu hampir seperti adegan shooting film aksi Hollywood."
"Pada titik-titik tertentu penembakan pistol itu tanpa henti," katanya.
Tentara Thailand juga diterjunkan untuk mengevakuasi pengunjung mal.
Pengunjung mal dipindahkan dengan menggunakan truk pickup dan mobil.
Jakraphant akhirnya dilumpuhkan dengan ditembak mati.
Mengutip dari Bangkok Post, hingga saat ini dilaporkan 29 orang meninggal dunia dalam insiden brutal tersebut.
Sementara itu, 58 orang mengalami luka-luka.
(Tribunnews.com/Miftah)