TRIBUNNEWS.COM - China telah melaporkan wabah flu burung H5N1 yang mematikan.
Pusat wabah flu burung terletak di provinsi Hunan, perbatasan selatan provinsi Hubei, di mana virus corona bermula.
Wabah terjadi di sebuah peternakan di distrik Shuangqing, kota Shaoyang.
"Peternakan memiliki 7.850 ayam, dan 4.500 ayam telah mati karena penularan."
"Pemerintah setempat telah memusnahkan 17.828 unggas setelah wabah," ujar Kementerian Pertanian dan Urusan Pedesaan Cina dalam sebuah pernyataan, Sabtu (01/02/2020).
Enam hari setelah wabah flu burung diumumkan di China, seorang bocah laki-laki berusia tujuh tahun di Hong Kong telah terinfeksi flu burung.
Centre for Health Protection mengonfirmasi bahwa sang anak dinyatakan positif flu burung pada Jumat (07/02/2020).
Namun, subtipe atau jenis flu burung yang menginfeksi masih diselidiki.
Meskipun begitu, flu burung yang menyerang pasien diyakini merupakan subtipe H9.
Baca: Kesaksian Perawat Medis: Rumah Sakit di Wuhan Tak Henti-hentinya Terima Pasien Corona
South China Morning Post melaporkan, bocah itu baru saja kembali dari daratan China.
Menurut penyelidikan awal, pasien sedang mengunjungi rumah kakek-neneknya di Shenzhen pada tahap inkubasi infeksi virusnya.
Meskipun keluarga kakeknya memelihara unggas di rumah, bocah itu tidak melakukan kontak langsung dengan unggas tersebut.
Anggota keluarganya juga tidak mengalami gejala apa pun.
Kemudian, anak menderita batuk pilek pada Selasa (04/02/2020).
Gejala itu pun berubah menjadi demam, sehari setelahnya.
Dia pergi untuk menjalani rawat jalan di Wang Tau Hom Jockey Club Clinic.
Lantas, ia dipindahkan ke bangsal isolasi di Rumah Sakit Kwong Wah di Yau Ma Tei untuk perawatan medis lebih lanjut.
Bocah itu dirawat di bangsal isolasi Rumah Sakit Princess Margaret pada Kamis (06/02/2020).
Kondisinya dilaporkan sudah stabil.
Seorang juru bicara Departemen Kesehatan mengatakan, penyelidikan sedang dilakukan.
Setiap pasien yang mungkin terkena telah ditempatkan di bawah pengawasan medis.
Sementara itu, Dr Joseph Tsang Kay-yan, seorang spesialis swasta dalam penyakit menular, mengatakan bahwa dia yakin bocah itu adalah kasus yang terisolasi.
"Jika kita melihat kasus serupa atau banyak unggas lokal mati karena sebab yang tidak diketahui, maka itu akan membutuhkan perhatian lebih lanjut," kata Tsang.
Baca: WHO Tetapkan Nama Resmi Virus corona COVID-19, Ini Artinya
Tentang Flu Burung
Virus flu burung H5N1, yang sering disebut flu burung atau avian influenza, menyebabkan penyakit pernafasan akut pada unggas.
Virus ini juga dapat menular ke manusia.
Flu burung pertama kali terdeteksi pada tahun 1996.
Kasus pertama ditemukan pada angsa di China dan sangat mematikan bagi unggas.
Menurut World Health Organization (WHO), flu burung mungkin untuk menular dari manusia ke manusia.
Namun, kemungkinan itu sulit untuk terjadi.
"Sebagian besar infeksi virus avian influenza pada manusia terjadi setelah kontak yang lama dan dekat dengan unggas yang terinfeksi," menurut laporan US Centres for Disease Control and Prevention.
Laporan menambahkan, penyebaran virus dari manusia ke manusia yang langka telah terjadi.
Namun, kasus belum berkelanjutan dan tidak ada penyebaran yang teridentifikasi.
Meskipun begitu, flu burung sangat mematikan bagi manusia yang tertular.
Tingkat kematian akibat virus ini lebih dari 50 persen dalam kasus selama 15 tahun terakhir.
Virus flu burung jauh lebih mematikan bagi manusia, dibandingkan SARS (tingkat kematian 10 persen) atau Corona baru (tingkat kematian 2 persen dalam wabah sejauh ini).
Dari 2003 hingga 2019, WHO melaporkan total 861 kasus H5N1 pada manusia di seluruh dunia.
455 orang meninggal akibat virus tersebut.
Di China, 53 kasus infeksi flu burung pada manusia telah dilaporkan dalam 16 tahun terakhir, 31 di antaranya meninggal dunia.
Sementara itu, H9 adalah influenza musiman yang wajib secara hukum dilaporkan kepada otoritas kesehatan kota.
Secara keseluruhan, Hong Kong mencatat delapan infeksi H9N2 pada tahun 2013.
Virus ini adalah jenis flu burung yang relatif ringan dan tidak ada kematian lokal yang tercatat.
Kini, Hong Kong juga berjuang melawan virus corona.
Sebanyak 49 orang terinfeksi virus corona dan 1 orang meninggal dunia, per Rabu (12/02/2020).
(Tribunnews.com/Citra Agusta Putri Anastasia)