TRIBUNNEWS.COM - Nama Jakraphanth Thomma menjadi perbincangan dunia setelah aksi brutalnya yang menewaskan 20 orang lebih di pusat perbelanjaan Thailand.
Penembakan brutal itu terjadi pada Minggu (9/2/2020) lalu.
Jakraphanth Thomma diketahui merupakan tentara berpangkat sersan.
Setelah membunuh Komandannya, Kolonel Anantharot Krasae, Jakraphanth Thomma mencuri senjata dari kamp militer Suatham Phithak di Nakhon Ratchasima.
Terkait peristiwa naas tersebut, Panglima Angkatan Darat Thailand, Apirat Kongsompong memberikan pernyataan.
Panglima Angkatan Darat Thailand, Apirat Kongsompong menyampaikan permintaan maafnya pada Selasa (11/2/2020) atas tindakan jahat yang dilakukan tentaranya.
Dikutip dari Channel News Asia, penembakan yang dilakukan oleh Jakraphanth Thomma berlangsung selama 19 jam.
Total korban mencapai 29 jiwa, dan 57 lainnya terluka.
Dalam memberikan pernyataannya, Panglima Angkatan Darat Thailand, Apirat Kongsompong terlihat beberapa kali menghapus air matanya.
Dalam konferensi pers berdurasi 90 menit itu, ia mengatakan pihaknya akan memberikan bantuan dan kompensasi kepada semua korban dan keluarga mereka.
"Saya sebagai Panglima Militer ingin meminta maaf dan mengatakan betapa saya menyesal atas insiden yang disebabkan oleh tentara militer," kata Apirat.
"Pada menit, detik, pelaku menarik pelatuk dan membunuh, pada menit itu dia adalah penjahat," tegasnya.
"Dan bukan lagi seorang tentara," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, tentara berpangkat sersan, Jakraphanth Thomma ditembak mati oleh Pasukan Keamanan Khusus Thailand pada Minggu, setelah mengepung Terminal 21 di kota timur laut Nakhon Ratchasima.