TRIBUNNEWS.COM, CHINA - Seorang jurnalis China 'menghilang' setelah merekam kondisi sebenarnya di Wuhan dan mengatakan dirinya tak takut pemerintah.
Dia adalah Chen Qiushi, seorang pengacara sekaligus citizen journalist berusia 34 tahun.
Dilansir Time.com, Chen termasuk sosok yang menonjol di China.
Ia menentang monopoli yang dikontrol ketat oleh Partai Komunis mengenai informasi.
Baca: BREAKING NEWS: Sopir Taksi Tokyo Jepang Terinfeksi Virus Corona Saat Antar Turis China ke Haneda
Baca: Warga China Positif Terjangkit Coronavirus setelah Seminggu Liburan di Bali dan Naik Lion Air
Chen juga merupakan citizen journalist yang vokal dalam menyiarkan apa pun kabar mengenai kondisi sebenarnya di Wuhan, China.
Berbekal ponsel pintar dan akun media sosial, Chen menceritakan kisahnya dan orang lain dari Wuhan maupun tempat lain di Provinsi Hubei yang terisolasi.
Chen melakukan hal itu di lebih dari 100 pos dari Wuhan, selama dua minggu.
Melalui video yang disiarkan, dia menunjukkan pasien virus Corona yang diletakkan begitu saja di koridor rumah sakit.
Dia juga sempat merekam mayat-mayat diduga korban virus Corona.
Tak hanya itu, pria 34 tahun tersebut juga memperlihatkan perjuangan warga setempat yang terinfeksi untuk mendapatkan perawatan.
Baca: Petugas di Rumah Sakit Wuhan Ajari Pasien Virus Corona Tarian Uyghur agar Rileks dan Segera Sembuh
Baca: Beredar Pesan WA Pasien Virus Corona Dirawat di RSUD Mardi Waluyo Blitar, Pihak RS Ungkap Fakta Ini
"Kenapa saya di siini? Karena ini adalah tugas saya menjadi citizen journalist," kata Chen dalam sebuah video di luar stasiun kereta.
"Jurnalis macam apa jika kamu tidak berani bergegas ke garis depan dalam bencana?" imbuhnya.
Dalam sebuah video yang diunggah Chen pada 25 Januari 2020 silam, tampak mayat yang tertutup selimut ditinggalkan di luar bangsal darurat.
Di dalam rumah sakit lain, ia merekam seorang pria yang telah tewas akibat virus Corona.